METRO SULTENG-Agung Wibowo Hadi Direktur Eksekutif Kajian Lintas Generasi juga pendiri Forkot meminta Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto untuk pecat Ketua DPC PDIPJakarta Barat terkait dugaan lobi-lobi untuk menutupi tindak pidana kejahatan seksual predator anak di wilayah Jakarta Barat.
Agung yang menerima sebuah foto ibu dan korban saat dilobi oleh Ketua DPC tersebut, dan menurut informasi pelaku dimintai uang Rp20 juta untuk berdamai sehingga kasusnya tidak diteruskan.
Baca Juga: Jaksa Agung Periksa Bupati Donggala dan DB Lubis CS Selama 8 Jam Terkait Dugaan Suap Ke Oknum Jaksa
Agung menyayangkan adanya lobi lobi damai yang dilakukan Ketua DPC tersebut. Apalagi saat akan berbuat mesum itu justru dilihat oleh para simpatisan tim anggota DPRD DKI SO.
"Pelaku sudah kerap mengajak korban dan terkesan direstui oleh ibu korban bahkan saat di posko juga perilaku predator itu tampak dilihat tim. Bisa dibilang itu posko tempat mesum karena sudah dua kali kejadian di posko tersebut," ucap Agung.
Baca Juga: Berhubungan Saat Haid Dalam Hukum Islam, Mengapa Dilarang Keras, Ini Ayat-Ayatnya
Agung juga meminta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk mengawal kasus tersebut.
"Ini kasus pencabulan kalau sampai ada upaya pembebasan pelaku atau lobi-lobi jahat maka saya meminta KPAI untuk segera bertindak,"ucap Agung yang mendengar bahwa penahanan pelaku justru ditangguhkan dengan cara restorative justice.
Sebelumnya NB anak berusia 11 tahun, warga Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, menjadi korban pencabulan yang dilakukan oleh Fandi Halim (32), rekan kerja orangtua korban.
Fandi dibekuk polisi setelah Nen ibu korban melaporkannya ke Polsek Tambora pada Jumat (25/11/2022) lalu.
Baca Juga: Kemenag Banggai Tetapkan Zakat Fitrah 1444 Hijriyah, Ini Besaran
Kepala Polsek Metro Tambora Komisaris Putra Pratama mengatakan, Fandi merupakan warga Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten, dan sudah berkeluarga.
Sebelumnya, orangtua korban Nen dan Fandi Halim mulai menjalin relasi baik pada tahun 2022, dikarenakan Fandi Halim adalah seorang koordinator Reses dan Sosper yang kerap mengkorupsi duit yang seharusnya dialokasi untuk warga.
Baca Juga: Balapan Liar di Jalan Jalur Dua Kilper Luwuk Utara Resahkan Warga dan Pengguna Jalan
Namun saat dibagikan masih banyak terdapat sisa. "Korban sering diajak makan dan membeli barang-barang dan melihat kokoh Fandi bagi-bagi duit serta uang amplop sisa yang dikorupsinya," ucap sumber salah satu tim relawan.