WALHI Ungkap 7 Perusahaan Tambang, Sawit dan PLTA Jadi Pemicu Banjir Bandang di 8 Kabupaten di Sumut, Berikut Daftarnya

photo author
- Selasa, 2 Desember 2025 | 08:03 WIB
Potret kerusakan hutan di Sumut (Foto: Ist)
Potret kerusakan hutan di Sumut (Foto: Ist)

METRO SULTENG-Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatera Utara menyebut tujuh perusahaan sebagai pihak yang diduga kuat menjadi biang kerok bencana ekologis besar yang melanda Tapanuli dan sekitarnya sejak Selasa (25/11/2025).

Banjir bandang dan longsor yang menerjang sedikitnya delapan kabupaten/kota di Sumut telah memaksa puluhan ribu warga mengungsi, merusak ribuan rumah, dan memutus akses ekonomi di 51 desa yang berada di 42 kecamatan;Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah, mencatatkan kerusakan terparah. Infrastruktur luluh lantak, sekolah dan rumah ibadah rusak, sementara ribuan hektare lahan pertanian tenggelam atau tersapu banjir.

Baca Juga: Regulasi Baru Ditetapkan, Kemenimipas Perketat Pengawasan dan Perkuat Zona Integritas

WALHI menegaskan bahwa bencana ini bukan sekadar bencana alam. Namun karena kerusakan lingkungan, hutan yang gundul.

Wilayah paling terdampak adalah kabupaten/kota yang berada dalam bentang Ekosistem Harangan Tapanuli atau Ekosistem Batang Toru—hutan tropis terakhir di Sumut yang berperan sebagai penyangga hidrologis utama. Sekitar 66,7% kawasan ini berada di Tapanuli Utara, sisanya di Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah.

Hutan yang selama ini mengatur debit air, mencegah banjir dan erosi, terus terkikis oleh aktivitas industri ekstraktif. WALHI menilai pemerintah telah membiarkan hutan penyangga ini berubah menjadi ladang eksploitasi.

Direktur Eksekutif WALHI Sumut, Rianda Purba, menyatakan terdapat tujuh perusahaan yang diduga menjadi pemicu kerusakan hutan Batang Toru:

Baca Juga: Sempat Bilang Bencana Sumatera Cuma Seram di Medsos, Kepala BNPB Minta Maaf Setelah Melihat Langsung, Ternyata Sebesar Ini Korban Meninggal Ratusan

1. Agincourt Resources – Tambang emas Martabe
2. PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) – PLTA Batang Toru

3. PT Pahae Julu Micro-Hydro Power – PLTMH Pahae Julu
4. PT SOL Geothermal Indonesia – Geothermal Taput

5. PT Toba Pulp Lestari Tbk (TPL) – Unit PKR Tapanuli Selatan
6. PT Sago Nauli Plantation – Perkebunan sawit Tapanuli Tengah

7. PTPN III Batang Toru Estate – Perkebunan sawit Tapanuli Selatan

Ketujuhnya beroperasi di jantung habitat orangutan Tapanuli, harimau Sumatera, dan spesies kunci lainnya.

"Setiap ada banjir, selalu muncul gelondongan kayu. Itu bukan fenomena alam. Itu bukti kerusakan hutan yang dibuka oleh perusahaan," tegas Rianda.

Kerusakan Hutan: Dari Tambang, PLTA, hingga PKR1.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X