Tapi, ART meyakini para jurnalis profesional yang berpihak pada kebenaran, serta para opinion makers yang idealis, akan membungkam para pengacau itu.
Kepada Kejaksaan Agung, diingatkan untuk terus waspada. Namun juga realistis. Sebab, ketiga pihak tadi akan menjadikan operasi pemberantasan korupsi berskala masif ini sebagai medan yang berbahaya.
"Berbahaya bagi asa masyarakat akan tegak lurusnya dunia penegakan hukum, berbahaya pula bagi keselamatan para jaksa," ujarnya.
Atas dasar itu, kata ART, Kejagung membuka diri bagi semua kalangan, kementerian, lembaga, individu, organisasi, untuk bersama menjalankan operasi yang pastinya berat dan berisiko.
"Tentu, bisa dibayangkan, hanya kalangan yang berintegritas dan berambisi besar saja yang akan terpanggil untuk bersinergi," kata Sekjen LMP.
Baca Juga: Dukung Gubernur Anwar Hafid Perjuangkan DBH Tambang, ART: Sulteng Butuh Keadilan
Sebaliknya, mereka yang gamang justru bisa diduga akan merancang narasi, bahkan aksi untuk menghambat operasi besar-besaran pemberantasan korupsi di negeri ini.
ART menilai, bersandar pada logika itulah Kejagung melihat sikap TNI sebagai wujud keterpanggilan hati sesama anak bangsa untuk saling menjaga, saling menguatkan.
Semangat itu menurutnya, telah disuburkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada saat retret di Magelang beberapa bulan lalu. Adapun benihnya telah disemaikan lewat kemitraan antara Kejagung dan TNI pada waktu-waktu sebelumnya.
"Sekarang, TNI sudah hadir. Selanjutnya, siapa lagi? Anda kawan atau lawan, tentukan posisi di mana anda berdiri," tandas ART. (*)