FRAS: Jangan Ada Kongkalikong dalam Penyelesaian Konflik Agraria di Morowali Utara

photo author
- Minggu, 11 September 2022 | 20:29 WIB
Eva Bande
Eva Bande

METRO SULTENG - Konflik agraria yang berkepanjangan antara Petani Morowali Utara (Morut), Kecamatan Petasia Timur dan PT Agro Nusa Abadi (ANA), masih menjadi perhatian serius. Front Rakyat Advokasi Sawit (FRAS) Sulteng mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) untuk lebih serius dalam menangani persoalan ini.

"Tim yang dibentuk oleh Pemprov jangan lelet menyelesaikan persoalan ini agar tidak berlarut-larut. Konfliknya jelas dan sudah berlangsung puluhan tahun. Akar masalahnya pun juga jelas yakni perampasan lahan oleh perusahaan ilegal yang tidak punya HGU," tegas Koordinator FRAS Sulteng, Eva Bande, Minggu (11/9/2022).

Baca Juga: Diduga Terima Fee, Nama Tikuala Terseret dalam Kasus Korupsi Proyek Finger Print Pemda Donggala

"Rapat berkali-kali dan peninjauan lapangan sudah dilakukan, tetapi sampai sekarang tidak ada eksekusi. Jangan-jangan dugaan adanya kongkalikong antara PT ANA dan tim Pemprov benar adanya. Kita harus mewaspadai itu," katanya menambahkan.

Sebelumnya diketahui, Tim Pemprov Sulteng telah melakukan mediasi dan pengecekan lokasi di lahan para petani yang berkonflik dengan PT ANA di Kabupaten Morowali Utara.

Baca Juga: Irwan Lapatta: Sigi 100 Persen Dukung Sulteng Jadi Penyangga IKN Baru

Sehingga FRAS menilai, perusahaan harus dikenakan sanksi, karena beroprasi tanpa mengantongi izin HGU. Dan Pemprov Sulteng harus tidak lagi mengakomodir kepentingan koorporasi yang merugikan masyarakat.

Selain itu, FRAS juga meminta keterlibatan pemerintah daerah setempat dalam hal ini Bupati Kabupaten Morut, untuk segera merespon konflik agraria yang terjadi di daerahnya.

Baca Juga: Ini 7 Motor Lisrik Produksi Yamaha yang Super Keren, Tinggal Pilih Mau Beli yang Mana!

"Sebagai pimpinan daerah, tentunya harus berperan aktif dalam mengambil kebijakan yang pro terhadap masyarakat kecil. Pemda jangan main-main dalam kasus ini," warning Eva.

Untuk pihak aparat penegak hukum, FRAS menekankan agar bertindak secara persuasif dan tidak mengedepankan kekerasan terhadap para petani yang mempertahankan hak atas tanahnya.

Baca Juga: Tegur Orang Mabuk Miras, Kismas Tewas Dihantam Pakai Pelepah Kelapa, Pelaku Dibekuk Polres Sigi

"Kalau demikian yang dipertontonkan, maka rakyat akan tidak semakin percaya pada hukum. Hukum itu harus adil, semua orang setara di hadapan hukum," tutup aktivis agraria tersebut. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X