Diduga Terima Fee, Nama Tikuala Terseret dalam Kasus Korupsi Proyek Finger Print Pemda Donggala

- Minggu, 11 September 2022 | 20:22 WIB
Tikuala
Tikuala

Laporan: Ahmad Muhsin

METRO SULTENG - Namanya disebut sebagai salah satu yang ikut terlibat dalam kasus proyek pengadaan absen sidik jari di Dikjar Donggala. Kini, Tikuala justru dilantik oleh Bupati Donggala sebagai Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga  BKKBN di lingkungan Pemda Donggala.

Nama Tikuala mencuat sejak penyidik Polres Donggala menetapkan dua tersangka kasus absen sidik jari pada Juli 2022 lalu. Dimana pada tahun 2019, Tikuala menjabat sebagai pembina SMP di Dinas Pendidikan Kabupaten Donggala.


Bukti kwiansi penerimaan 50 juta Finger Print Donggala (Foto: Ist)
Bukti kwiansi penerimaan 50 juta Finger Print Donggala (Foto: Ist)
Tikuala diduga ikut menerima gratifikasi proyek pengadaan finger print atau absen sidik jari dari salah satu kontraktor.

Baca Juga: Irwan Lapatta: Sigi 100 Persen Dukung Sulteng Jadi Penyangga IKN Baru

Tikuala juga sempat menerima dana titipan finger print sebesar Rp 50 juta dari Akhyat Hidayat, salah satu direktur perusahan CV. Sigi Nusa Raya yang dikuatkan dengan bukti kwitansi  yang ditandatanganinya diatas materai 6000.

Dalam rekaman percakapan yang di peroleh tim liputan Metrosulteng.com. Tikuala dibiayai salah satu perusahaan untuk melakukan aksi dan melaporkan Bupati Donggala di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama beberapa rekannya.


Dokumen pengadaan mesin.absensi (Foto: Ist)
Dokumen pengadaan mesin.absensi (Foto: Ist)
Selain nama Tikuala, nama Asdin mantan Kepala Bidang SD  dan Ibrahim Drakel mantan Kadis Dikjar Donggala, juga disebut oleh Sofyan, kontraktor CV. Tonakodi Perkasa, dalam rekaman yang berdurasi 1 jam 5 menit 28 detik itu.

"Yang saya laporkan itu bukan pak Naja dan ibu Eti, tapi Tikuala dan pak Ibrahim. Karena banyak uang saya (dengan mereka)," jelas Sofyan dalam rekaman percakapan itu.

Baca Juga: Nggak Nyesel! Fitur Eco Idle Daihatsu Terios Bikin Irit Penggunaan BBM

Menurut Sofyan, dirinya sudah banyak berkorban dalam pengadaan absen sidik jari di Dikjar Donggala. Bahkan hingga saat ini dana yang disetorkan lewat Tikuala, Asdin dan Ibrahim, belum juga kembali.

"Bukan cuma lewat saya mereka ambil uang. Lewat orang lain juga. Seperti Tikuala, dia ambil juga sama Dayat dan mereka sampaikan atas perintah Bupati dan Ibu Indo (istri bupati)," katanya.

Baca Juga: Gempa Terkini Guncang Mentawai Magnitudo 6,1, Tidak Berpotensi Tsunami

Dari hasil investigasi, tim menemukan ada tiga perusahaan yang diduga ikut dalam pengadaan absen sidik jari yang menggunakan dana BOS tersebut. Ketiga perusahan tersebut yakni CV Kamyabi, CV. Tonakodi Perkasa dan CV. Sigi Nusa Raya.

Sementara proyek pengadaan alat finger print atau absen sidik jari ini, tidak ada dalam kontrak. Hanya bermodalkan rekomendasi dari dinas kepada perusahaan yang ditembuskan kepada Bupati Donggala, Kepala UPTD Pendidikan se Kabupaten Donggala dan para Kepala sekolah SD/SMP se Kabupaten Donggala. (Ahmad Muhsin/Metro Sulteng)

Halaman:

Editor: Subandi Arya

Tags

Terkini

X