METRO SULTENG - Serangan black campaign (kampanye hitam) dari pihak yang tidak bertanggung jawab, mulai menyasar anggota DPD RI asal Sulawesi Tengah periode 2019-2024, Abdul Rachman Thaha (ART), dalam sepekan terakhir ini.
Poster bergambar ART yang menyertakan kata-kata dan kalimat provokasi, sengaja disebar di beberapa titik di kabupaten/kota di Sulawesi Tengah (Sulteng). Bahkan, poster ART tersebut ditempelkan di baliho calon lain. Seolah-olah poster itu dibuat sendiri oleh tim ART, padahal bukan.
Baca Juga: Daftar di KPU, ART Pendaftar ke-2 Menuju Dua Periode
Tujuannya, ingin menjatuhkan kepercayaan masyarakat terhadap ART. Dengan cara demikian, simpati masyarakat menjadi berkurang.
Menanggapi black campaign yang menimpa ART, beberapa warga yang ditemui justru mengungkapkan hal sebaliknya. Mereka malah mengecam fitnah yang ditujukan kepada senator berjuluk anak guru mengaji itu.
"Kami tahu ini fitnah. Kami tidak mudah diprovokasi dengan cara-cara murahan seperti itu," kata Adi, warga Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng, saat dimintai tanggapannya Jumat sore (23/6/2023).
Menurutnya, perbuatan yang menempelkan poster bergambar ART di baliho calon lain, bagian dari politik adu domba. Apalagi poster tersebut dibubuhi kata-kata dan kalimat bernada provokasi.
Baca Juga: ART Minta Polri hingga Kejagung Sikapi Transaksi Mencurigakan Rp 349 T
"Masyarakat sudah cerdas. Anak kecil saja dibuat begitu bisa paham, bahwa itu gerakan adu domba. Kami tetap dukung ART," support Adi.
Ia berharap pelaku fitnah ART bisa segera diungkap. Siapa dalang atau aktor di balik ini. Penting sekali diungkap supaya ada efek jera.
"Tangkap pelakunya! Cara-cara seperti ini yang merusak kedewasaan berpolitik. Ini bagian dari mencederai proses demokrasi. Jangan dibiarkan," desak Adi.
Baca Juga: Soroti Gaya Hidup Hedon Pejabat Daerah, ART: Keterlaluan, Mendagri Harus Copot!
"Kami tidak percaya. Ini fitnah murahan. Tidak laku dijual. Kami tahu siapa yang pantas menjadi pilihan bagi kami," kata Ipul menanggapi beredarnya poster calon incumbent DPD RI di Pemilu 2024 tersebut.
Ipul meminta pihak kepolisian khususnya Polda Sulteng, tidak tinggal diam dengan masalah ini. Pelakunya segera diungkap. Jika terus dibiarkan, bisa juga menimpa yang lainnya.