METRO SULTENG-Kabar operasi siaga tempur yang bakal dilakukan TNI direspon oleh Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan. Mereka mendesak Jokowi hentikan operasi tersebut.
"Koalisi mendesak Presiden dan DPR RI menghentikan operasi tempur dan pendekatan militeristik lainnya untuk menangani situasi keamanan di Papua," demikian kata koalisi sipil dikutip Rabu (19/4/2023).
Baca Juga: Satu Anggota Gugur, Panglima TNI Tingkatkan Operasi Siaga Tempur Lawan KKB Di Papua
Desakan itu menurut mereka karena menilai bahwa operasi tempur dan pendekatan militeristik hanya akan meningkatkan kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap masyarakat di Papua.
Peningkatan angka kekerasan akibat operasi tempur ini pun telah dibuktikan dengan terus bertambahnya jumlah prajurit TNI-Polri yang tewas akibat kekejaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua. Hingga April 2023, sebanyak 22 prajurit dinyatakan gugur dalam beberapa serangan yang dilancarkan oleh Kelompok Separatis Teroris (KST).
Baca Juga: Detik-Detik Pembebasan Sandera KKB di Papua Dengan Halikopter Penuh Ketegangan
Koalisi sipil menilai evaluasi pendekatan keamanan militeristik harus dimulai segera dengan upaya penataan ulang terhadap gelar kekuatan pasukan TNI menjadi salah satu agenda penting yang harus dilakukan.
"Selama ini, ada indikasi terjadi peningkatan jumlah kehadiran pasukan TNI yang semakin tidak proporsional seiring dengan terus dijalankannya pemekaran struktur organik dan pengiriman pasukan TNI non-organik dari luar Papua," tutur Koalisi Masyarakat Sipil.
Baca Juga: Kelompok KKB Sandera Pilot Susi Air Dan 15 Pekerja, Kapolda Papua: Kami Sedang Upaya Komunikasi
Untuk itu, Koalisi Masyarakat Sipil juga mendesak Jokowi dan DPR melakukan evaluasi terhadap seluruh kebijakan keamanan, hukum, dan pembangunan di Papua.
Sebelumnya, Prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT Pratu Miftahul Arifin dikabarkan tewas diserang oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Ia tewas saat saat tengah berupaya menyelamatkan pilot Susi Air Kapten Philips Mehrtens yang disandera KKB sejak awal Februari lalu.
Atas insiden tersebut, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan pihaknya akan meningkatkan operasi menjadi siaga tempur.