METRO SULTENG-Serangan militer Myanmar terhadap acara festival dan protes menewaskan 40 orang, termasuk anak-anak, seorang peserta dan anggota komite lokal mengatakan kepada AFP pada hari Selasa (11/10).
Myanmar telah dilanda perang saudara sejak militer merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 2021, yang mendorong pemberontak pro-demokrasi mengangkat senjata dan bersekutu dengan kelompok etnis bersenjata melawan junta.
Baca Juga: Pemberdayaan BRI Sukses Bawa UMKM di Solo Sulap Limbah Jadi Produk Bernilai Tinggi
Dikitip dari NDTV, ratusan orang berkumpul di kotapraja Chaung U, Myanmar tengah, untuk menghadiri festival bulan purnama Thadingyut pada Senin malam ketika militer menjatuhkan bom ke kerumunan, menurut seorang anggota panitia yang menyelenggarakan acara tersebut.
Wanita itu, yang meminta identitasnya dirahasiakan karena alasan keamanan, mengatakan orang-orang sedang berkumpul untuk festival dan demonstrasi anti-junta sekitar pukul 7:00 malam ketika bom menewaskan lebih dari 40 orang dan melukai sekitar 80 lainnya.
"Panitia memberi tahu orang-orang dan sepertiga dari kerumunan berhasil melarikan diri," ujarnya kepada AFP. "Namun, tiba-tiba, sebuah paralayang bermotor terbang tepat di atas kerumunan dan menjatuhkan dua bom di tengah kerumunan.
"Anak-anak benar-benar hancur," kata wanita itu, yang tidak berada di lokasi kejadian tetapi menghadiri pemakaman pada hari Selasa.
Ketika paralayang bermotor lain yang terbang di atasnya meninggalkan area tersebut, dia mengatakan orang-orang bergegas membantu yang terluka.
"Sampai pagi ini, kami masih mengumpulkan potongan-potongan tubuh dari tanah -- potongan daging, anggota tubuh, bagian tubuh yang hancur," tambahnya.
Seorang warga Chaung U yang menghadiri acara tersebut pada hari Senin mengonfirmasi perkiraan jumlah korban, dan mengatakan orang-orang mencoba berlari ketika mereka menyadari paramotor terbang di atas kepala.
"Saat saya mengatakan kepada orang-orang 'tolong jangan lari', paramotor menjatuhkan dua bom," katanya kepada AFP, yang berbicara tanpa menyebut nama.
"Dua rekanku terbunuh tepat di depanku. Bahkan lebih banyak lagi yang tewas di depanku."
Ia mengatakan, ia menghadiri pemakaman sembilan temannya yang terbunuh pada hari Selasa.
Sebuah media lokal juga mengatakan 40 orang tewas dalam serangan itu.