METRO SULTENG-Banjir bandang melanda lokasi penambangan nikel PT Surya Amindo Perkasa (PT SAP) di Dusun II Towi, Desa Tamainusi, Kecamatan Soyo Jaya, Kabupaten Morowali Utara, menyebabkan satu karyawan meninggal dunia bernama Samsul Alam, sedangkan dua korban lainnya selamat dirawat di puskesmas Tambayoli, Jumat pagi kemarin.
Menurut Ketua Aliansi Rakyat Anti Korupsi dan Peduli Pembangunan Morowali Utara (ARAK P2) Burhanuddin Hamzah bahwa ada 4 perusahaan tambang yang beroperasi di atas lokasi PT SAP yang menjadi korban banjir bandang.
Baca Juga: Banjir Bandang di Lokasi Tambang Ore Nikel di Morowali Utara, Satu Orang Tewas
Perusahaan yang beroperasi diatas PT SAP masing-masing adalah PT Kitami, PT Putri perdana, PT Palu Baruga Yaku dan PT UKK. Jadi, yang mendapatkan dampak dari banjir bandang adalah PT SAP.
Burhaddin menduga bahwa banjir bandang teejadi diakibatkan jebolnya DAM yang berada dilokasi beroperasinya 4 perusahaan tersebut. Akibatnya perusaan yang berada dibawah menjadi korban.
"Kami menduga daya tahan tanah tidak kuat sehinga jebol DAM yang berada diatas, sehingga yang perusahaan di bawah jadi korban," tandas Burhanuddin kepada Metro Sulteng, Sabtu (4/1/2025).
Baca Juga: Pasien Tidak Terlayani dan Ngamuk, Puskesmas Pasokan di Touna Melanggar Hukum
Olehnya ia meminta pihak perusahaan dan aparat berwenang untuk menyelidiki akibat terjadi banjir bandang ini, terutama teekait kelalaian perusahaan yang menyebabkan bencana.
"Ini harus ada kajian bersama sehingga perusaan tidak sembarangan melakukan aktifiyas pertambangan," ujarnya.
Ditambahkannya, wajib bagi perusahan yang beroperasi diwilayah tersebut untuk menjaga ekosistem yang ada dan ramah lingkungan sekitar areal tambang.
"Harapan kami untuk semua perusahaan tambang yang ada di kabupaten Morowali Utara, tidak menutup kemungkinan didaerah lain bisa terjadi banjir akibat tidak menjaga ekosistem dan ramah lingkungan di sekitar areal tambang," tutupnya.***
.