Usaha Pembakaran Arang Tempurung H. Anca di Tojo Una Una Resahkan Warga, Banyak Anak-Anak Jadi Sakit, Warga Takut Lapor Karena Orang Terkaya di Desa

photo author
- Senin, 15 Juli 2024 | 18:28 WIB
Pembakaran asap arang tempurung di Tojo Una Una
Pembakaran asap arang tempurung di Tojo Una Una

METRO SULTENG-Usaha pembakaran tempurung milik H.Anca yang berada di Desa Cempa, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten Tojo Una-Una (Touna), sangat meresahkan warga setempat, bahkan sampai ada yang sakit akibat asap pembakaran tersebut.

Salah satu warga berinisial D alias MH (52) yang berada di sekitar pembakaran tempurung tersebut, Senin (15/7/2024) mengatakan, semenjak di buat pembakaran tempurung di depan rumahnya ini, sangatlah mengganggu kehidupan dan kenyamanan dalam rumah ini, karena jika mereka membakar tempurung asapnya masuk ke dalam rumah.

Baca Juga: Gubernur Tandatangani Nota Kesepakatan KUA-PPAS APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Anggaran 2025

"Akibat asap tempurung ini, saya sering sakit-sakit yaitu, batuk, pernapasan terganggu karena asap tempurung ini sangat menyengat baunya dan akibatnya kesehatan saya terganggu," kata D alias MH.

Olehnya itu, kata warga itu, ia bermohon kepada Kepala Desa (Kades) Cempa, agar aktifitas pembakaran tempurung itu dipindahkan jauh dari pemukiman warga, karena asapnya bisa mengganggu kesehatan warga setempat.

Sementara warga inisial MD (33) di dampingi istrinya mengatakan, usaha tempat pembakaran tempurung milik H.Anca ini, sangat mengganggu warga yang berada dekat pembakaran ini.

Asapnya itu sangat berbahaya, terlebih terhadap anaknya yang masih kecil-kecil masih Dibawah Lima Tahun (Balita) ada dua orang.

Baca Juga: PT Vale Tanam Ribuan Bibit Bakau Area Pesisir Kecamatan Pomalaa, Kolaka

"Kasihan pak kami ini, kami tidak berani menyampaikan kepada H.Anca, karena dia orang terkaya di daerah ini, sehingga kami tidak berdaya orang susah dan miskin ini," kata MD.

Menurutnya, jika asapnya masuk kerumah, ia bersama istrinya terpaksa lari keluar dari rumah sambil menggendong anaknya tersebut untuk menghindari asap itu, agar jangan tercium bayi-bayinya itu ke tempat tetangga yang tidak kena asap tersebut.

"Apabila asap tercium bayi dan anak-anak saya ini, pasti batuk dan pilek-pilek terpaksa kami bawa ke Puskemas terdekat, sementara kehidupan kami hanya mengharapkan hasil menangkap ikan di laut," terangnya.

Olehnya itu lanjutnya, ia bermohon kepada Kades Cempa, agar pembakaran tempurung itu, segera dipindahkan karena, anak-anaknya sering sakit dan jika kena asap itu pasti anaknya batuk dan pilek.

Sedangkan warga inisial AE mengatakan, pembakaran tempurung ini sangat mengganggu kenyamananya di dalam rumah. Apabila anggota H.Anca mulai membakar tempurung itu, terpaksa ia bersama istri dan anak-anaknya keluar rumah untuk menghindari asap itu.

"Kasihan kami ini, saya punya anak kecil dan masih bayi, anaknya saya yang satu ini masih sekolah SD. Apabila tempurung itu sudah mulai di bakar, saya bersama istri terpaksa keluar rumah untuk menghindari asap itu, karena sangat berbahaya kepada anak saya yang masih Balita ini," ujarnya.

Menurutnya, asap itu sangat mengganggu kesehatan anak-anaknya dan akibat asap itu anaknya sering di bawa ke Puskesmas akibat sakit. Ia bermohon kepada Kades Cempa, agar pembakaran tempurung itu segera di pindahkan, karena sangat mengganggu kesehatan anak-anaknya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X