Apa tanggapan senator ART? Dikonfirmasi sekitar pukul 22.30 Wita tadi malam, anggota DPD RI dapil Sulawesi Tengah ini menyatakan, terlalu dini TRCPPA menjustifikasi dirinya sebagai seorang yang biadab.
Tuduhan biadab dari TRCPPA sangatlah subjektif. Karena malam itu dirinya justru membela diri dari tindak penganiayaan yang dilakukan Yenny Yus Rantung.
"Saya melakukan upaya pembelaan diri. Jika saya tidak melakukan pembelaan diri, saya bisa mati konyol. Karena Yenny bawa pisau. Dan pisaunya sudah saya jadikan barang bukti atas laporan penganiayaan terhadap saya," kata ART via ponselnya.
Baca Juga: Logistik Pemilu 2024 Tiba di KPU Sulteng Dengan Pengawalan Personil Polda
Alasan Yenny membawa pisau untuk dipakai memotong buah, menurut ART kurang masuk akal. Sebab, sebelum-sebelumnya Yenny tidak pernah bawa pisau. Nanti akhir-akhir ini barulah ditemukan ada pisau.
"Saya sudah berpikir dalam hati, ada apa ini? Wajar dong saya curiga saat itu. Sekarang saya harus ekstra hati-hati sudah," tambahnya.
Karena jauh hari sebelumnya, ada rangkaian peristiwa yang hampir serupa. Dimana Yenny diminta untuk menghabisi ART kala itu.
"Menghabisi karir dan diri saya. Dan Yenny tahu, siapa yang mengajak dia untuk melakukan niat (jahat) itu terhadap saya," ungkap anggota Komite I DPD RI ini.
Ada juga hal yang perlu diketahui TRCPPA Sulteng. Sejak dirinya menjadi anggota DPD RI dan melakukan kegiatan reses di dapil, ART mengaku tidak pernah mengajak Yenny untuk mendampinginya.
Tapi Yenny sendiri yang mau ikut. Dan kalau tidak diikutkan, Yenny marah-marah.
"Saya tidak pernah mengajak dia. Saya tidak pernah memanggil, tapi dia sendiri mau ikut. Kalau tidak diikutkan, dia mengamuk. Apalagi sampai memaksa dia ikut reses, tidak pernah," klarifikasi pria kelahiran Palu 17 September 1979 tersebut.
Olehnya, ART menolak disebut melakukan tipu muslihat terhadap Yenny. Apa yang dituduhkan TRCPPA Sulteng tidaklah benar.
Baca Juga: Liga Champions 2023-24 Antara Young Boys vs Manchester City Bertanding 27 Oktober, Prediksi Skor
Anggota DPD RI dapil Sulteng ini juga membantah laporan dugaan pencurian mobil yang dilaporkan Yenny di Polda Sulteng. ART mengungkapkan bahwa mobil yang dalam penguasaan Yenny hanyalah atas nama saja. Sebab uang muka dan angsurannya setiap bulan, ART yang menanggung.
"Dua mobil dan dua motor, hanya atas nama Yenny saja. Tapi saya yang bayar semua. Untuk mendapatkan hak ini kembali, saya sudah menyiapkan upaya hukumnya," beber senator ART.