"Badan mereka kekar dibanding saya. Meski saya sudah meronta-ronta, mereka tetap melakukan itu. Mereka memaksa saya jangan sampai keluar dari ruangan kantor," lanjut Rr yang mengaku trauma atas kejadian itu.
Perempuan muda berambut hitam lurus ini mengaku tangan dan kakinya tidak diikat. Mulut dan matanya juga tidak ditutup.
Lantaran diperlakukan secara paksa dan hari sudah malam, Rr mencoba bertariak sambil menangis. Awalnya suara tangisnya pelan. Namun, para WNA China itu tetap tak peduli.
"Bukan hanya WNA perempuan yang memegang tangan dan badanku, ada satu orang WNA laki-laki ikut membantu. Saya terus meronta dan meminta pintu ruangan dibuka," kesal Rr.
Para WNA itu tetap bersikeras memaksa. Tanpa pikir panjang, Rr berteriak sekeras-kerasnya. Ia meminta tolong kepada warga sekitar dan karyawan lokal.
Lantaran ada teriakan dan suara ribut-ribut dari dalam kantor, warga sekitar dan karyawan lokal yang masih berada di sekitar kantor kaget. Kenapa ada suara tangis meminta tolong dari kantor perusahaan eksportir tersebut.
Baca Juga: PT MSS di Morowali Pekerjakan 178 TKA Asal Cina dan 1.077 Tenaga Kerja Lokal
"Ada karyawan yang sampai memanjat pagar untuk menolong saya. Bahkan ada yang sampai memukul-mukul pintu gerbang pagar. Para WNA China itu pun takut dan langsung melepaskan saya. Mereka tidak lagi melanjutkan aksinya memaksa saya," trauma Rr.
Rr pun berhasil lolos dari upaya penyekapan yang berlangsung sekitar 1 jam. Ia mengaku sangat trauma atas perlakuan para WNA China terhadap dirinya.
Malam itu juga ia memutuskan meninggalkan mess dan mencari perlindungan. Rr takut dirinya diapa-apain oleh para WNA China. ***