Karyawan PT GNI lainnya juga mengaku demikian. Biaya hidup menjadi seorang karyawan di perusahaan tambang, jangan anggap sepele. Hanya enak didengar saja sebenarnya.
"Terkadang, tidak bisa ngirim uang untuk keluarga di kampung. Soalnya biaya hidup disini tinggi,"kata jejaka muda yang bekerja di PT GNI di bagian Jetty ini.
Dia merincikan pengeluaran wajib. Yakni, bayar kos jutaan rupiah, uang BBM kendaraan, uang kebutuhan sehari-hari (makan minum, jajan dan uang rokok), serta kebutuhan tidak terduga lainnya.
"Apalagi kalau motor sering rusak. Ini bikin biaya makin membengkak. Pusingnya bukan main,"kata karyawan tersebut.
Akibatnya, sering cari pinjaman ke teman kerja atau ke rentenir. Kalau tidak begitu, biaya hidup tidak tertutupi dengan gaji yang dibayar setiap akhir bulan.
Baca Juga: Bupati Morowali Utara Ingatkan PT GNI Untuk Utamakan Keselamatan Kerja Karyawan
"Mau tidak mau gali lubang tutup lubang. Uang berbunga jadi sasaran. Pinjam 1 juta, kembali 1,2 juta. Bunganya 20 persen. Jaminannya kadang kala pakai ijazah, KTP, slip gaji, ATM dan buku rekening gaji. Kejam kehidupan jadi karyawan tambang,"katanya dengan raut wajah sedih. ***