Kisah Sedih Karyawan Tambang di Morut : Sewa Tanah dan Indekos Melangit, Terpaksa Sering Ngutang ke Rentenir

photo author
- Jumat, 28 Oktober 2022 | 12:28 WIB
Pintu gerbang di Desa Bunta, menuju lokasi pabrik PT GNI di Kabupaten Morowali Utara, Sulteng. (foto: ist)
Pintu gerbang di Desa Bunta, menuju lokasi pabrik PT GNI di Kabupaten Morowali Utara, Sulteng. (foto: ist)

Karyawan PT GNI lainnya juga mengaku demikian. Biaya hidup menjadi seorang karyawan di perusahaan tambang, jangan anggap sepele. Hanya enak didengar saja sebenarnya.

"Terkadang, tidak bisa ngirim uang untuk keluarga di kampung. Soalnya biaya hidup disini tinggi,"kata jejaka muda yang bekerja di PT GNI di bagian Jetty ini.

Dia merincikan pengeluaran wajib. Yakni, bayar kos jutaan rupiah, uang BBM kendaraan, uang kebutuhan sehari-hari (makan minum, jajan dan uang rokok), serta kebutuhan tidak terduga lainnya.

Baca Juga: Bupati Morowali Utara, Delis Julkarson Hehi : Industri Yang Tidak Pernah Habis Adalah Industri Pariwisata

"Apalagi kalau motor sering rusak. Ini bikin biaya makin membengkak. Pusingnya bukan main,"kata karyawan tersebut.

Akibatnya, sering cari pinjaman ke teman kerja atau ke rentenir. Kalau tidak begitu, biaya hidup tidak tertutupi dengan gaji yang dibayar setiap akhir bulan.

Baca Juga: Bupati Morowali Utara Ingatkan PT GNI Untuk Utamakan Keselamatan Kerja Karyawan

"Mau tidak mau gali lubang tutup lubang. Uang berbunga jadi sasaran. Pinjam 1 juta, kembali 1,2 juta. Bunganya 20 persen. Jaminannya kadang kala pakai ijazah, KTP, slip gaji, ATM dan buku rekening gaji. Kejam kehidupan jadi karyawan tambang,"katanya dengan raut wajah sedih. ***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X