Kisah Sedih Karyawan Tambang di Morut : Sewa Tanah dan Indekos Melangit, Terpaksa Sering Ngutang ke Rentenir

photo author
- Jumat, 28 Oktober 2022 | 12:28 WIB
Pintu gerbang di Desa Bunta, menuju lokasi pabrik PT GNI di Kabupaten Morowali Utara, Sulteng. (foto: ist)
Pintu gerbang di Desa Bunta, menuju lokasi pabrik PT GNI di Kabupaten Morowali Utara, Sulteng. (foto: ist)

METRO SULTENG - Sejak hadirnya pabrik pengolahan nikel sekelas PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) tahun 2019 di Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah, dampaknya begitu terasa. Ditambah lagi kehadiran beberapa perusahaan tambang pendukung PT GNI, daerah tersebut semakin padat penduduk.

Baca Juga: PT GNI Setor Iuran BPJS Ketenagakerjaan Karyawan Capai Rp 1 Miliar Perbulan

Terutama di wilayah Kecamatan Petasia Timur, khususnya Desa Bunta dan desa-desa sekitarnya. Kecamatan ini merupakan pusat keberadaan PT GNI.

Sejak PT GNI hadir di Morowali Utara tahun 2019, menjadikan pendapatan warga setempat meningkat drastis. Roda ekonomi pun menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Terlebih lagi harga jual maupun sewa tanah di Petasia Timur. Bukan main mahalnya dibanding beberapa tahun sebelumnya. Naik hingga 100 - 150 persen.

Malah, sewa indekos (kamar kos-kosan) cukup mencekik leher. Sangat mahal bahkan harganya 'melangit'.

Baca Juga: Pungli Calon Penerimaan Tenaga Kerja di PT GNI, Bupati Morowali Utara Langsung Laporkan ke Pimpinan GNI

"Harga sewa tanah di sini (Kecamatan Petasia Timur) sudah naik harganya. Kalau sewa tanah untuk lapak maupun kios atau usaha lain, harganya sudah mahal sekali," ujar Ali saat menemani rekannya mencari tanah sewa di Desa Bunta, Jumat pagi (28/10/2022).

Menurut Ali,sewa tanah kosong ukuran 4x8 meter dengan lokasi di pinggir jalan utama, dibandrol Rp 30 juta per tahun.

Baca Juga: Nikita Mirzani Menambah Deretan Artis Terjerat Kasus UU ITE, Ada Ariel, Ahmad Dhani, Ini Daftarnya

Sementara sewa indekos masih bervariasi. Mulai dari Rp 1 juta sampai Rp 1, 3 juta per bulan. "Bahkan, ada yang kami dapatkan sewa kamar kos sampai Rp 1,5 juta per bulan. Beda harga beda juga fasilitas," kata Ali.

Salah seorang karyawan PT GNI mengatakan, dirinya bersama keluarga menempati kamar kos di Desa Bunta sudah beberapa bulan terakhir. Ia harus mengeluarkan biaya Rp 1,3 juta per bulan.

"Harga indekos di sini sudah begitu. Uang gaji wajib disisihkan Rp 1,3 juta per bulan untuk kos. Belum beli token listrik dan air galon untuk minum," kata sang karyawan.

Baca Juga: Gubernur Sulteng Serukan Dukungan Percepatan Pembangunan Kabupaten Morowali Utara

Padahal gaji yang diterima per bulan sebagai driver dump truk PT GNI hanya berkisar Rp 4-5 juta per bulan. Setelah bayar kos, sisa gaji untuk memenuhi biaya kebutuhan sehari-sehari.

"Bekerja di pabrik nikel sebagai TKI, hanya pas-pasan,"ujar bapak satu anak ini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X