Kalla Grup Merambah Bisnis Nikel, Tahun Depan Pabrik Dekat Palopo Beroperasi

photo author
- Kamis, 25 Agustus 2022 | 09:57 WIB
Kalla Group
Kalla Group

METRO SULTENG-Direktur Marketing & Business Development Kalla Grup Hariyadi Kaimuddin mengatakan persero yang memasuki usia 70 tahun terus mengembangkan bisnisnya ke sejumlah sektor. Salah satunya industri smelter nikel yang direncanakan mulai beroperasi tahun depan.

"Sebenarnya banyak juga lain (sektor bisnis Kalla), mungkin yang bisa dibuka adalah smelter ya, karena sudah pernah diekspose. Smelter nikel sudah buka di (dekat) Palopo itu insyaAllah tahun depan sudah beroperasi," ujar Hariyadi kepada wartawan di Pulau Dutungan Barru, Sabtu (20/8/2022).

Pembangunan dan pengembangan smelter nikel ini akan dilakukan secara bertahap. Untuk tahap awal, Kalla akan membangun satu line smelter nikel terlebih dahulu.

Baca Juga: Sindir Mantan, Bupati Poso Verna: Ini Pinjaman Fasilitas Negara Untuk Kepentingan Warga, Bukan Pinjam ke Loak

Baca Juga: Kasus Nelayan Rebut Senjata Ditpolairud Polda Sulteng Masuk Tahap Penyelidikan

Dan itu satu line dulu tahun depan, kemudian akan dibangun lagi beberapa line," kata Hariyadi.

Kalla juga berupaya agar pengembangan nikel tidak terbatas pada bahan bakunya saja. Ke depannya Kalla berharap bisa turut mengembangkan potensi nikel hingga pengelolaan lanjutan.

"Tapi kami nggak mau tinggal diam di situ, lagi jajakin juga kalau bisa ada pengolahan lanjutannya. Jangan cuma smelter nikel, tapi kalau bisa next step lah jadi bahan setengah jadinya lagi lebih lanjut," lanjut Hariyad.

Bahkan, Hariyadi optimistis untuk mengembangkan potensi nikel hingga menjadi produk jadi. Terlebih, nikel memiliki potensi untuk memberikan suplai energi ke industri otomotif yang dikembangkan Kalla.

Baca Juga: Dinihari Longsor Terjadi Dijalur Kebun Kopi Sulteng

Baca Juga: Kak Seto Temui Anak-Anak Ferdy Sambo di Magelang, Ini Yang Akan Dilakukannya

"Idealnya kan sampai baterai, supaya bisa suplai juga ke industri otomotif sesuai dengan yang kita (jalankan) juga," ungkapnya.

"Cuma kayaknya agak jauh sih memang, karena industri teknologinya juga cukup canggih. Orang juga sudah bangun di luar, tinggal bagaimana kita merayu mereka mau bangun di wilayah kita, intinya masih alot lah," tambahnya.

Menurut Hariyadi, potensi yang ada di Indonesia sangat besar sehingga harus dimanfaatkan dengan maksimal. Ia juga berharap pengembangan bahan baku bisa dioptimalkan sehingga ada nilai tambah atau value added yang lebih besar bagi Indonesia.

Baca Juga: Polemik Hutang Pemda Poso, Das Sentil Verna, Membangun Tak Harus Ngutang, Tunjukan Inovasimu!

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X