Pertama, akan memperlancar konektifitas moda transportasi darat dari utara pulau Sulawesi antara lain Manado, Gorontalo menuju ke bagian Selatan dan Timur pulau Sulawesi lainnya seperti Mamuju, Makassar dan Kendari.
Jembatan ini tentunya menjadi pilihan utama untuk dilewati pengguna dari 5 jembatan yang sudah ada. Dan semoga sejak awal telah dipikirkan kiranya tidak dilewati oleh kendaraan berbobot jumbo, agar umur teknis jembatan ini bisa lebih terjaga.
Kedua, infrastruktur ini akan menambah amunisi sektor pariwisata kota Palu sebagai Ibukota pada khususnya dan Sulawesi Tengah umumnya. Potensi ini tentunya harus dirancang pemanfaatannya bagi pengembangan sektor Pariwisata Sulawesi Tengah yang memang potensial.
Pesisir Teluk Palu berpotensi didesain lebih menarik dan aman bagi wisatawan dalam Negeri maupun mancanegara baik untuk rekreasi di pesisir maupun kuliner hingga yang berkelas dunia.
Hanya saja terdapat sejumlah tantangan yang perlu menjadi perhatian seperti keberadaan buaya muara yang perlu upaya penangkaran yang sekaligus menambah jumlah destinasi Pariwisata.
Laju sedemintasi Teluk Palu semestinya diperlambat, antara lain membangun catcment area (area penangkapan pasir dan sedimen lainnya) pada wilayah Kabupaten Sigi yang sekaligus menjadi bisnis usaha tambang pasir yang ramah lingkungan.
Tantangan lain yang juga perlu perhatian adalah bagaimana mengatasi cemaran rumah tangga, tambang galian logam dan non logam yang berada pada sisi bagian atas Teluk Palu.
Tantangan tersebut diatas sudah tentu harus diselesaikan melalui fasilitasi/koordinasi lintas Kabupaten/Kota antara Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala oleh Pemerintah Provinsi.
Diyakini bahwa upaya ini akan memberukan hasil bila melihat bagaimana Dr. Anwar Hafid sebagai Gubernur memainkan perannya. Ada dua filosofi yang menjadi jurusnya membangun Sulawesi Tengah dengan 4 K dan Kereta Kuda.
Kereta kuda bermakna bahwa Provinsi dihela oleh Kabupaten dan Kota. Merealisasikan hal itu diperlukan kebersamaan, keterbukaan, keterpaduan yang berujung pada kemeeraan.
Terakhir, masyarakat berharap kiranya harmonisasi antara Provinsi dan Kabupaten/Kota bisa ditingkatkan menjadi lebih baik, guna mewujudkan Visi Sulawesi Tengah menjadi wilayah Pertanian dan Industri Pengolahan yang Maju dan berkelanjutan dengan Program 9 BERANI. Semoga. (*)