Oleh: Dr. Hasanuddin Atjo
Jembatan Palu IV juga disebut Jembatan Kuning, oleh karena hampir semua struktur rangka penopangnya di cat dengan warna kuning. Jembatan ini dibangun pada era Gubernur Sulteng Prof. Em. Aminuddin Ponulele.
Fasilitas canggih dizamannya dibangun persis berada di atas muara sungai Palu, bertujuan memperlancar koneksi wilayah barat dengan timur Kota Palu. Selanjutnya jembatan ini ramai dikunjungi karena keunikannya dan akhirnya menjadi salah satu ikon saat itu.
Tercatat, infrastruktur dasar yang jadi kebanggaan warga Sulawesi Tengah kemudian diresmikan oleh Presiden RI ke 6 Dr. Susilo Bambang Yudoyono, pada bulan Mei tahun 2006.
Baca Juga: Program 9 BERANI Diapresiasi, BERANI Makmur Salah Satu Prioritas dan Perlu Model untuk Percepatan
Sangat disayangkan jembatan yang melegenda itu kemudian ambruk berantakan dihantam pasang tsunami dan gempa tanggal 28 September 2018, pada sore hari sekitar 17.42 Wita yang berkekuatan 7,4 skala richter.
Menunggu kurang dari 8 tahun pascabencana multidimensi (gempa, liquiifaksi dan pasang tsunami) tersebut, jembatan legend itu kembali berdiri pada tempat yang sama, akan tetapi dengan desain lebih menarik dan teknologi yang canggih.
Sebelum ambruk, jembatan ini panjangnya 250 m, lebar 7,5 m dan lengkung tertinggi 20,2 m menggunakan perancah atau penopang di bagian tengahnya. Dan tercatat sebagai jembatan lengkung pertama di Indonesia dengan dua lengkungan.
Kini, penampilannya berubah mengikuti desain yang adaptif dengan tsunami dan gempa.
Jembatan bantuan Pemerintah Jepang melalui JICA (Japan International Coorporation Agency) memiki bentang tetap 250 m, tetapi lebarnya memjadi 12 m.
Baca Juga: Hasil Munaslub SCI, Diharap Membawa Perubahan dan Kemajuan Industri Udang
Dirancang dengan teknologi canggih, disebut "balanced cantilever" yaitu jembatan yang bertumpu pada dua penopang di ujung barat dan timur sungai Palu, tanpa memakai perancah (penopang) ditengah. Ini yang jadi pembeda dengan desain sebelumnya.
Selain itu, pesona pesisir Teluk Palu yang betanggul susunan batu gajah setinggi 4 m yang berfungsi sebagai proteksi bila terjadi kejadian yang serupa menanbah daya tarik jembatan Palu IV.
Disisi tanggul dibangun jalan penghubung jembatan bagian barat dan timur sepanjang kurang lebih 1.000 m dengan lebar 12 m, mengitari pesisir Teluk Palu sisi bagian dalam membuat "dirinya lebih cantik".
Jembatan selesai dikonstruksi Juni 2025, rencananya akan diresmikan pemggunaannya pada tanggal 16 Juli 2025 oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur - Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, yang dihadiri oleh 5 menteri kabinet merah putih.
Mementum ini tentunya harus dimanfaatkan bagi kemajuan Sulawesi Tengah. Setidaknya ada dua hal yang menarik dari berfungsinya jembatan Palu IV bagi kepentingan Sulawesi Tengah umumnya dan Kota Palu khususnya.