METRO SULTENG - Bantuan stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) tahun 2022 di Desa Malino, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala, Sulteng, tidak selesai dikerja. Hingga akhir tahun 2022, rumah masyarakat di desa tersebut belum juga rampung.
Data yang dihimpun media ini menyebutkan, ada 30 rumah penerima BSPS tahun 2022 di Desa Malino, Balaesang. Secara keseluruhan Rp 600 juta bantuan rumah turun ke desa ini.
Baca Juga: Hmmm....Wakil Ketua II DPRD Sigi Diganti Lagi, Ada Apa di Fraksi NasDem?
Namun dalam perjalanannya, program bantuan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah ini, justru tidak maksimal dimanfaatkan oleh desa penerima bantuan.
Dari 30 rumah penerima bantuan, masih banyak yang belum selesai dikerja. Penerima bantuan mengeluh. Bahkan, bahan-bahan bangunan dari suplayer (toko bangunan) juga terlambat didistribusi ke para penerima bantuan.
Baca Juga: INDONESIA EMAS 2045; Perikanan Budidaya Sebagai Sumber Protein dan Devisa
"Bagaimana bisa selesai tepat waktu, kalau ada kepentingan oknum-oknum tertentu. Begitulah jadinya, terlambat begini. Padahal dananya sudah siap,"kata sumber media ini.
Dana bantuan bedah rumah kali ini, khusus untuk pembelian bahan bangunan ditransfer langsung ke suplayer Rp 17,5 juta per rumah. Setelah itu, nanti suplayer yang mendistribusikan bahan pesanan sesuai permintaan yang masuk.
Baca Juga: 11 Larangan Saat BAB Dalam Islam Yang Bisa Menyebabkan Penyakit Hingga Kebutaan, Cek Apa Saja
Kades Malino, Muhammad Irfan, dikonfirmasi media ini mengatakan, rumah bantuan sudah selesai semua dibangun. Tidak ada lagi sisa pekerjaan yang mesti diselesaikan.
"Setahu saya, semua sudah selesai. Tapi untuk lebih jelasnya, bisa tanya langsung ke pendampingnya. Mereka yang mendampingi,"kilah Irfan.
Baca Juga: Kepala BPBD Morowali Ingin Merombak Mindset Seluruh Tatanan Kerja Staf Agar Lebih Profesional
Kades Malino juga mengakui semua bahan bangunan telah didistribusi oleh suplayer. Tidak ada yang tertunda atau tidak didistribusi. "Semua ada bahannya dari toko,"kata Irfan.
Khusus Desa Malino, suplayernya bernama Adrian Hutama Soputra. Nama tokonya yakni Hutama Makmur.
Baca Juga: Kisah Indra, Kurir Yang Keluar Masuk Kota Gaib Saranjana di Kota Baru Kalimantan Selatan