METRO SULTENG-Ceramah Gus Fuad Plered yang viral di media sosial soal para Habaib sebagai memicu kemarahan Eks pentolan ornas FPI yang saat melakukan klarifikasi di Pondok Pesantren Gus Fuad Plered yaitu Pondok Pesantren Roudlatul Fatihah Plered Bantul, Yogyakarta, Selasa (21/3/2023) lalu.
Kemaran ini lantaran statemen ulama asal Yogyakarta bernama lengkap KH. Muhammad Fuad Riyadi mengungga video pernyataan soal Habib di Indonesia.
Baca Juga: Gus Fuad Plered Diserang Massa Buntut Ceramah Sebut Habaib Pemecah Belah Pribumi
Ini kutipan lengkap Gus Fuad yang dikutip dari pernyataannya di video yang beredar luas.
"Kalau boleh saya menyarankan,
Untuk sementara habib-habib itu berhentilah dulu berdakwah di Indonesia, kang ngerusak aja tu kabanyakannya, satu dua aja kalau seratus habib, sayid yang ceramah, yang bener cuma dua atau tiga, yang lain ngaco aja, bikin gaduh aja".
"Bikin ngancem-ngancem nakutin pribumi aja, saya dapat laporan banyak gara-gara gerakan-gerakan Islam yang keras seperti itu, banyak orang Islam murtad".
Baca Juga: Polres Morowali Tangkap Pelaku Penyalahgunaan Tabung Subsidi 3 Kg dari Sultra ke Bahodopi
"Ini bukan berarti saya mengingkari habib, nggak, darah itu ada tempatnya, ilmu itu juga ada tempatnya," kata Gus Fuad.
Ia juga menyampaikan pandangannya terkait memilih guru yang benar untuk belajar agama, serta memberikan pemahaman bahwa orang-orang yang memiliki garis keturunan langsung dengan Nabi Muhammad SAW bukan serta merta menjadi orang yang otomatis menjadi ulama dan harus dijadikan sebagai panutan.
Baca Juga: BEM UI Unggah Meme Puan Maharani Berbadan Tikus, Seperti Apa Tanggapan Kampus UI? Begini Responnya
“Dalam keadaan seperti ini, itu ya mari kita belajarnya kepada kiai-kiai kita, ulama-ulama kita yang sudah turun-temurun," katanya memberikan contoh kepada masyarakat di Kalimantan Selatan agar lebih mengedepankan belajar ilmu agama kepada lembaga pendidikan yang menjadi warisan Muhammad Zaini Abdul Ghani alias Guru Sekumpul, atau keturunan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari.
“Orang Kalsel itu wajib belajarnya kepada ulama-ulama, dzuryiyahnya Syekh Arsyad al-Banjari atau santri-santrinya Guru Sekumpul. Itu lho kalau mau aman. Dan itu sudah terbukti berabad-abad, bahkan pusat kewalian dunia sekarang ada di Kalimantan Selatan, sekarang ada di Martapura, ada di Sekumpul,” ujarnya.
Baca Juga: Ketua DPRD Morowali Utara Diganti, Warda: Ini Amanah Partai yang Harus Dilaksanakan!
Pemaparannya ini dijelaskan agar masyarakat Indonesia khususnya umat Islam tidak salah memilih guru agama dan menjadi liar tidak sesuai dengan syariat dan ajaran Rasulullah Muhammad SAW.
“Makanya berkali-kali saya tegas menyampaikan, itu bukan karena (maksud) apa-apa, karena kita itu berkewajiban menjaga umatnya Rasulullah,” tuturnya.