"Demi Allah dan rasulnya terjadi. Saya datang ke kiai dengan beberapa kawan, lalu saya pergi begitu saja. Ya, saya minta didoain, kemudian saya jalan. Tak lama kemudian, saya dikirimi pesan WhatsApp, 'Pak Plt. tadi ninggalin apa nggak untuk kiai', saya pikir ninggalin apa? Saya enggak merasa tertinggal sesuatu di sana," ujar Suharso kala itu.
Setelah itu, Suharso diingatkan bahwa jika bertemu dengan kiai harus meninggalkan "tanda mata".
Baca Juga: Bukannya Dibela, Anak Korban Pengeroyokan Malah Dipukuli Polisi Didalam Sel Sampai Bonyok
"'Kalau datang ke beliau-beliau itu mesti ada tanda mata yang ditinggalkan'. Wah, saya enggak bawa. Tanda matanya apa? Sarung? Peci? Alquran atau apa? 'Kayak nggak ngerti aja Pak Harso ini'. Dan itu di mana-mana setiap ketemu, enggak bisa, bahkan sampai hari ini kalau kami ketemu di sana, kalau salamannya enggak ada amplopnya, itu pulangnya itu sesuatu yang hambar. Ini masalah nyata yang kita hadapi saat ini," jelasnya.***