METRO SULTENG-- Putri Presiden ke-4 RI Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid merespons polemik 'amplop kiai' yang belakangan muncul usai pernyataan Ketua Umm PPP Suharso Monoarfa. Yenny menilai pernyataan tersebut muncul karena pejabat tersebut yang tidak paham budaya di lingkungan para ulama.
"Jadi, kalau kiai-kiai disebut terlibat dalam money politics, saya rasa itu karena enggak kenal budaya kiai dan ulama," kata Yenny Wahid di Jakarta, dikutip Metro.Sulteng dari laman dari Antara pada Senin (29/8).
Baca Juga: Luna Maya Baru Saja Rayakan Ulang Tahun ke 39, Intip Momennya Saat Bersama Bimo
Yenny berpendapat bahwa kiai dan ulama itu justru lebih banyak memberi kepada masyarakat daripada menerima sesuatu dari masyarakat.
"Banyak orang yang datang sowan ke kiai untuk minta didoakan, karena mereka percaya bahwa silaturahmi ke kiai akan mendatangkan keberkahan. Baik orang miskin maupun kaya, pejabat maupun orang biasa, semua diterima dan dihormati," jelasnya.
Yenny mengatakan, tidak jarang ada yang datang membawa sumbangan dan oleh-oleh. Menurut Yenny, ada yang datang membawa hasil bumi, seperti singkong dan kelapa. Akan tetapi ada juga yang memilih memberikan sumbangan berupa uang dan jumlahnya pun beragam.
Baca Juga: Aktivitas PT CPM Diprotes, Perusahaan Didesak Segera Lakukan Pembebasan Lahan
"Bapak saya dahulu sering diberi uang Rp5.000 oleh masyarakat yang sowan. Namun, banyak kiai yang bahkan besaran sumbangannya saja tidak tahu karena biasanya akan disalurkan langsung untuk keperluan pondok pesantren, membangun masjid, dan lain-lain," katanya.
Yenny menegaskan bahwa banyak pondok pesantren yang masih disubsidi oleh kiainya agar para santri bisa belajar dan tinggal secara gratis di sana.
Baca Juga: Bupati Morowali Utara Lepas Kontingen Popda, Peraih Medali Emas Akan Dapat Bonus Rp 5 juta
Ia mengungkapkan pengalaman unik dengan almarhum Kiai Maimun Zubair, tokoh karismatik PPP. Kalau beliau diberi amplop, amplopnya diterima, lalu dikembalikan lagi kepada yang memberi.
"Beliau mengatakan bahwa sumbangannya beliau terima. Karena sudah menjadi haknya, beliau memberikan kembali kepada orang yang memberi sumbangan tersebut sebagai hadiah dari beliau," ujarnya.
Baca Juga: Penambang Tewas Tertimbun Longsor Dilokasi PT PCM Poboya
Itulah akhlak kiai, yang bisa menolak secara halus tanpa menyinggung perasaan orang yang ingin mendapatkan berkah," kata dia menegaskan.
Sebelumnya dalam pidato Ketua Umum PPP, Suharso Monoarfa menyinggung soal amplop kiai di acara PPP. Suharso mengawali pidatonya dengan menceritakan pengalamannya saat menjadi Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP. Dia mesti bertandang ke beberapa kiai pada pondok pesantren besar.