RAKYAT KEKUATAN TERAKHIR KEBENARAN

photo author
- Sabtu, 24 Agustus 2024 | 18:09 WIB
Parjono Hadjo
Parjono Hadjo

Oleh: Parjono Hadjo (Pengamat Sosial dan Politik)

METRO SULTENG- Keberadaan undang-undang telah memberikan kesempatan pada rakyat sebagai penentu arah kebijakan memerintah, mengatur dan melakukan kontrol untuk memilih kepala pemerintahan mulai dari tatanan presiden sampai ke tingkat walikota dan bupati.

Tapi lagi-lagi ada kekecewaan dan bahkan terkesan salah pilih, karena karakter diri, cara dan kebijakan kebijakan yang diambil menyimpang bahkan sangat meyimpang dari figurnya yang dikampanyekan.

Pokok perhatian masyarakat pada posisi positif figur yang dipaparkan dalam kampanye baik secara terbuka berhadapan dengan pemilih maupun di dalam bahasan media elektronik dan online ternyata berhasil menanamkan bibit simpati pada masyarakat, apalagi di lingkungan pedesaan yang sangat menghargai kebaikan dan kepedulian antar sesama baik secara adat maupun dalam anutan kepercayaan di masyarakat yang dinamakan agama.

Sementara di lingkungan perkotaan hal tersebut sangat direspon karena tidak bertentangan dengan standarisasi ilmiah keagamaan dan kemajemukan sosial bergaul dan bertindak.

Berangkat dari hal positif inilah kemudian bibit-bibit simpati berubah menjadi forum-forum kajian figur hingga menimbulkan semangat sukarela mendukung figur tersebut sampai menang bertarung dalam pemilihan kepala daerah pemerintahan.

Baca Juga: Profil Kepala BPIP Yudian Wahyudi yang Larang Paskibraka Putri di IKN Pakai Jilbab

Kelompok-kelompok relawan inilah yang berfungsi sebagai katrol mental, akhlak dan pemikiran sang figur.

Bahkan sebagai kelompok yang dalam aturan hukum telah dijamin kebebasannya ini, pada pasal 28E ayat 3 UUD 1945, dengan amat cepat melakukan framing di medsos, mengusai rumah kopi, pasar, rumah-rumah ibadah, pojok-pojok bincang tetangga bahkan sampai membuat debat ide seakan visi dan misi dilingkungan kampus Universitas tempat dimana mereka sekolah, hanya untuk membentuk dan menguasai opini publik serta mengarahkan dukungan pada sang figur yang mereka idolakan.

Bagi mereka figur inilah yang tepat sebagai sang pemimpin daerah. Betapa sang relawan telah berupaya keras membangun jaringan secara konprehensip, terukur dan dinamis sampai pada hari H pemilihan. Tanpa apa-apa dari sang figur baik moril maupun materil.

Semua dilakukan atas sukarela ikhlas untuk apa yang mereka yakini sebagai kebenaran. Mengapa? karena mereka yakin inilah jalan yang benar dan menapaki jalan kebenaran sangatlah terpuji didalam keyakinan agama mereka masing-masing.

Sementara sang figur menganggap mereka adalah kaki tangan politik yang dapat disuruh dan dipaksakan apa saja, menurut pemikirannya.

Mereka tak lebih dari penggembira saja saat dia menapaki jalan sampai di puncak. Yang paling berharga yang dapat diberikan sebagai perhargaan yang tertinggi adalah bargaining position, sebagai ini dan itu dalam pemerintahannya itupun dipilih satu persatu siapa yg cocok.

Baca Juga: Besuk Mahasiswa Korban Bentrokan, Gubernur Sulteng: Mahasiswa Adalah Pengawal Masa Depan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Reza Parham

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ramai Soal KUHAP Baru, Ketua Komisi III DPR Buka Suara

Selasa, 18 November 2025 | 17:46 WIB

Anak Muda: Melek Politik dan Melek Berpartai

Senin, 17 November 2025 | 09:26 WIB
X