Vaksin COVID-19 yang dikhususkan untuk memberikan perlindungan terhadap berbagai subvarian Omicron, termasuk BA.4 dan BA.5, masih terus dikembangkan.
Baca Juga: Limbah Pabrik Sawit Diduga Cemari 8 Desa di Luwu Timur, Ini Penyebabnya
Sejauh ini masih bisa disimpulkan bahwa belum ada perubahan tingkat keparahan penyakit yang signifikan bila dibandingkan dengan subvarian Omicron sebelumnya.
Perlu diketahui bahwa saat kasus COVID-19 varian Omicron pertama kali muncul, umumnya gejala yang ditimbulkan bersifat ringan, tetapi penularannya lebih cepat dibandingkan dengan varian Delta.
Meski begitu, tingkat keparahan penyakit sebenarnya bisa dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk usia, riwayat vaksinasi, riwayat infeksi sebelumnya, riwayat penyakit kronis, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Saat ini, pemberian dosis vaksin COVID-19 secara lengkap dan dosis booster masih dinilai sangat efektif dalam menekan jumlah penderita dengan gejala berat yang memerlukan rawat inap akibat lonjakan kasus infeksi varian Omicron.
Beberapa obat antivirus juga masih efektif dalam melawan dan mencegah penyakit COVID-19 yang parah, terutama bagi orang yang berisiko mengalami gejala berat dari COVID-19.
Baca Juga: Wali Kota Palu Salurkan Bantuan PPKS Peralatan Usaha
Selain vaksinasi, cara terbaik dalam melindungi diri dari infeksi subvarian Omicron BA.5 adalah dengan menerapkan protokol kesebaganyaitu menjaga jarak dengan orang lain, mengenakan masker, mencuci tangan secara teratur, menghindari kerumunan, serta menutup hidung dan mulut saat batuk atau bersin.
COVID-19 varian Omicron termasuk varian yang perlu diwaspadai menurut WHO. Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala COVID-19, segeralah periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan meminimalkan penularan infeksi subvarian Omicron BA.5.(Alodokter)