METRO SULTENG – Upaya penanganan stunting di wilayah kerja Puskesmas Punggawa Tompe, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, menunjukkan hasil menggembirakan.
Dalam lima tahun terakhir, prevalensi stunting terus menurun signifikan, menandakan program intervensi gizi, edukasi keluarga, dan pendampingan kesehatan berjalan efektif di wilayah itu.
Kepala Puskesmas Punggawa Tompe, Adwan Adnin, SKM, menyampaikan bahwa tren penurunan ini merupakan hasil kerja kolaboratif seluruh tenaga kesehatan, pemerintah desa, hingga kader di lapangan.
Baca Juga: Makan Ikan, Dapat Mencegah Stunting dalam Pertumbuhan Anak
Menurut data Puskesmas Tompe, prevalensi stunting turun drastis sejak 2021. Pada tahun tersebut, angka stunting tercatat 12,8 persen atau 204 anak. Setahun kemudian, pada 2022, angkanya merosot menjadi 4,8 persen atau 93 anak.
Penurunan kembali terjadi pada 2023, di mana prevalensi stunting tercatat 3,9 persen atau 82 anak. Tren positif ini berlanjut pada 2024 dengan angka 3,2 persen (69 anak), hingga akhirnya menyentuh 3,0 persen atau 64 anak pada 2025.
Baca Juga: Penurunan Stunting di Donggala, Empat Hal Ini Disebut Butuh Perhatian Bersama
Adwan Adnin menyebut capaian ini tidak lepas dari sejumlah strategi yang dijalankan, mulai dari pendampingan gizi bagi ibu hamil dan menyusui, peningkatan layanan posyandu, hingga kunjungan rumah bagi keluarga berisiko.
“Yang terpenting adalah edukasi berkelanjutan. Masyarakat semakin paham pentingnya gizi seimbang sejak masa kehamilan,” ujarnya dihubungi beberapa hari lalu.
Baca Juga: Pemkab Donggala Salurkan 1,2 Ton Ikan Segar untuk Tekan Stunting
Ia menegaskan, meski angka stunting telah berada pada kategori rendah, Puskesmas Tompe akan terus memperkuat program pencegahan agar kasus tidak kembali meningkat.
“Kami tetap waspada. Target kami bukan hanya menurunkan angka stunting, tetapi memastikan anak-anak tumbuh sehat dan berkembang optimal,” tandasnya. (*)
