METRO SULTENG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah, berkonsentrasi pada urusan stunting. Saat ini, Pemkab Donggala mengintensifkan upaya penurunan angka stunting di wilayahnya.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan yaitu dengan penyaluran bantuan berupa ikan segar dan makanan tambahan pada Rabu (16/7/2025). Yang menjadi sasaran adalah keluarga berisiko stunting di Desa Powelua, Kecamatan Banawa Tengah.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Donggala, Ali Assagaf, memimpin langsung penyerahan tersebut. Sebanyak 307 dus makanan tambahan dan 921 kilogram ikan segar dibagikan kepada 307 keluarga berisiko stunting. Setiap keluarga dijatah tiga kilogram ikan segar.
Baca Juga: Nantikan Penataan Ibu Kota, Warga Donggala Yakin dengan Kepemimpinan Vera-Taufik
Menurut data dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Kabupaten Donggala, terdapat 307 keluarga yang masuk dalam kategori berisiko stunting di Kabupaten Donggala.
Pemberian bantuan ini merupakan bagian dari program intervensi konvergensi yang melibatkan lintas sektor, termasuk institusi kepolisian untuk pendampingan dan pembinaan.
Baca Juga: Jembatan Rusak Akibat Banjir, Pemkab Donggala Dapat Respons Cepat dari Gubernur Sulteng
Bupati Donggala Vera Elena Laruni berharap, bantuan yang diberikan tidak hanya berdampak langsung pada penurunan stunting, tetapi juga bisa meningkatkan tingkat konsumsi ikan masyarakat Donggala.
Pada 2024, angka konsumsi ikan masyarakat Donggala tercatat sebesar 70,4 persen. Melalui intervensi ini, Pemkab menargetkan peningkatan konsumsi ikan menjadi 80,4 persen pada tahun 2025.
“Pemberian ikan segar dan bibit ikan ini diharapkan bisa menjadi stimulan agar masyarakat makin sadar pentingnya konsumsi protein hewani, khususnya ikan, untuk tumbuh kembang anak,” ujar Bupati Vera.
Baca Juga: Nakes Donggala Gugur saat Bertugas, Bupati Vera: Ariel Sharon Adalah Pejuang Kemanusiaan
Sebagai informasi, angka stunting di Kabupaten Donggala pada tahun 2024 berada di angka 17,4 persen. Pemerintah Kabupaten menargetkan angka ini bisa turun menjadi 14 persen pada 2025 ini, sesuai dengan target nasional. (*)