METRO SULTENG - Kontroversi ketidakhadiran Bupati Buol, Risharyudi Triwibowo, untuk memenuhi undangan Rakor pemberantasan korupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI di Jakarta pada Rabu 6 Agustus lalu, belum juga reda.
Bupati Buol absen di rapat koordinasi (Rakor) tersebut karena alasan sakit. Rakor dihadiri seluruh kepala daerah se-Sulawesi Tengah, termasuk Gubernur Anwar Hafid. Hanya Bupati Buol saja diwakili wakilnya, Nasir Dj Mairoto.
Alasan sakit mantan Stafsus Menteri Ketenagakerjaan RI itu menjadi tanda tanya publik. Karena ia justru aktif berkegiatan di Buol dan tampak sehat bugar. Ini terlihat di situs resmi Pemkab Buol.
Baca Juga: Bupati Buol Berbohong? Ngaku Sakit tak Hadiri Undangan KPK, Padahal...
Yang terbaru, muncul video sang Bupati berjoget asyik. Mengenakan kaus merah, celana jins hitam dipadu sepatu kets hitam. Video itu sempat viral. Lokasi berjoget sepertinya sedang di arena balap motor di Kabupaten Buol.
"Benar, itu rekaman video Bupati Buol Risharyudi Triwibowo yang berjoget. Saat pembukaan Kejuaraan Balap Motor Bupati Buol Honda Cup Race pada Jumat (8/8/2025)," terang warga Buol kepada media ini.
Saat ditelusuri di situs resmi Pemkab Buol, benar adanya. Hari itu, Bowo - sapaan akrab Bupati Risharyudi Triwibowo, memang dijadwalkan membuka kejuaraan balap motor bekerjasama dengan Honda.
Kejuaraan balap motor itu mengusung tema: Memupuk Juara, Membangun Negeri, Menuju Buol Hebat.
Baca Juga: Bupati Buol Belum Aman, KPK akan Update Jadwal Pemeriksaan Lanjutan
Saat membuka kegiatan, Bowo menekankan pentingnya menyediakan ruang ekspresi positif bagi generasi muda agar bakat dan minat di dunia otomotif tersalurkan secara aman dan profesional.
“Daripada mereka balapan di jalan umum yang berisiko, kita fasilitasi di lintasan resmi yang terorganisir,” katanya penuh semangat.
PUBLIK MAKIN CURIGA
Dalam video jogetnya, Bowo terlihat sehat, energik, dan berjoget luwes di depan tamu undangan. Sepertinya tak ada tanda-tanda baru pulih dari sakit seperti yang ia klaim.
Rumor pun mencuat bahwa alasan sakit hanyalah dalih untuk menghindari Rakor KPK. Pasalnya, lembaga antirasuah tersebut tengah menangani kasus pemerasan di Kemenaker RI yang diduga ada keterlibatan Bowo saat masih menjabat Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan.
Kasusnya terkait dugaan pemerasan dalam pengurusan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) serta penerimaan gratifikasi.