Konflik Antara Buaya dan Manusia di Kepulauan Tojo Una Una Makin Meresahkan, Warga Minta BKSDA Turun Tangan

photo author
- Jumat, 7 Juli 2023 | 08:50 WIB
Orang dimakam buaya di Kepulauan Togean Tojo Una Una Sulteng, nampak buaya berhasil ditangkap warga. (FOTO: ISTIMEWA)
Orang dimakam buaya di Kepulauan Togean Tojo Una Una Sulteng, nampak buaya berhasil ditangkap warga. (FOTO: ISTIMEWA)

METRO SULTENG-Konflik antara buaya dan manusia di daerah Kepulauan Kabupaten Tojo Una Una, Sulawesi Tengah, mulai meresahkan warga, dalam sepekan terakhir ini dua warga diwilayah itu tewas diterkam Buaya dipinggir pantai. Tubuh keduanya di seret ke tengah laut lalu dilepas begitu saja oleh buaya dalam keadaan sudah tewas.

Kamis (6/7/2023), wanita bernama Ayuni Mahmud (21) warga Dusun 3, Pulau Salaka, Desa Kavetan, Kecamatan Walea Kepulauan, tewas diseret buaya.

Baca Juga: Sepekan Dua Warga Tojo Una Una Tewas Dimangsa Buaya, Ini Kronologis Terbaru Korban Seorang Wanita

Ia diterkam buaya saat sedang mengambil air bersih di pipa kran yang berada di bawah kolong rumahnya, pukul 05.00 Wita.

tiba tiba dari arah sebelah kiri korban muncul se ekor buaya dan langsung menerkam dan menggigit korban yang sedang mengambil air.

Korban sempat ditarik buaya masuk ke laut sambil terus berteriak minta tolong, adik korban bernama Ferawati yang melihat kejadian itu hanya bisa berteriak-teriak.

Baca Juga: Penanganan Kasus Korupsi Miliaran Rupiah Mandek, KRAK Demo Polda Sulteng

"Saksi yang saat itu berada di dalam rumah berlari ke belakang rumah dan melihat korban sudah berada dilaut jaraknya sekitar 50 meter dari rumah,” jelas Kapolsek Kepulauan IPTU Maryanto.

Korban kemudian ditemukan warga tewas mengampung dilaut, sementara buaya lari tidak ditemukan warga.

Sebelunnya Kamis (29/6/2023) sekira pukul 23.00 Wita warga Desa Tobil, Kecamatan Togean, bernama Amir Lahai (32) tewas dimakan buaya saat buang hajat dipinggir pantai. Jasadnya diseret buaya dilaut sejauh 40 kilometer dari bibir pantai.

Jasad Amir kemudian ditemukan warga yang menyelam, sementara buaya pemangsa sepanjang lebih 4 meter berhasil ditangkap warga dan perutnya dibelah untuk mencari sisa potongan tubuh korban yang ditelan buaya.

Baca Juga: Kapolri Angkat Bicara Soal Ponpes Al Zaytun: Ada Dugaan Penistaan Agama

Melihat fenomena konflik antara buaya dan warga di daerah Kepulauan ini membuat warga makin resah. Pasalnya, baik buaya maupun warga setempat telah menjadikan pantai adalah sumber aktifitas sehari-hari.

Kata warga setempat, pantai di Kepulauan adalah bagian dari kehidupan warga. Mereka tinggal ditepi pantai, dan menjalani aktifitas sehari-hari di pantai. Begitupun buaya yang memang habitatnya di pantai.

Untuk menghindari konflik berkelanjutan antara buaya dan warga Kepulauan ini, mereka meminta pihak terkait Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk turun tangan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X