Saat Program Makan Bergizi Gratis jadi Beracun, Ahli Gizi Angkat Suara, Warganet Desak Copot Kepala BGN

photo author
- Jumat, 26 September 2025 | 13:03 WIB
Ahli Gizi, dr. Tan Shot Yen menyoroti menu makanan yang dinilai tak layak konsumsi dalam Program MBG di sebagian wilayah Tanah Air. (Instagram.com/@drtanshotyen)
Ahli Gizi, dr. Tan Shot Yen menyoroti menu makanan yang dinilai tak layak konsumsi dalam Program MBG di sebagian wilayah Tanah Air. (Instagram.com/@drtanshotyen)

Pembentukan tim investigasi memang langkah krusial. Di sisi lain, publik menilai hal ini belum cukup menjawab krisis kepercayaan.

Bagaimana tidak, 842 orang di Bandung Barat menjadi korban setelah menyantap makanan MBG. Jumlah itu tercatat dari tiga peristiwa keracunan di Cipongkor dan Cihampelas hanya dalam 3 hari ke belakang.

Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat, Lia N Sukandar sempat menyebut, kasus pertama terjadi pada Senin, 22 September 2025 dengan jumlah korban mencapai 393 orang.

Dua hari berselang, angka itu bertambah 449 korban baru. Fakta ini menegaskan adanya celah serius dalam manajemen penyediaan makanan bergizi.

Kritik Pedas Soal Menu

Selain soal keamanan pangan, sederet menu makanan yang dipilih dalam program MBG juga kini menuai kritik.

Ahli gizi, dr. Tan Shot Yen pernah menyoroti pemberian burger hingga spageti dalam program MBG sebagai bentuk pengingkaran terhadap pangan lokal.

“Alokasikan menu lokal 80 persen isi MBG di seluruh wilayah, saya ingin anak Papua bisa makan ikan kuah asam, saya pengin anak Sulawesi bisa makan kapurung,” tegas Tan dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi IX DPR RI, pada Senin, 22 September 2025.

Tan menilai, memperkenalkan burger pada anak-anak Indonesia justru melestarikan ketergantungan pada gandum impor.

Baca Juga: Kolaborasi Mahasiswa UIN dan Perpustakaan Banggai Laut Gelar Seminar Bibliotherapy, Angkat Isu Kesehatan Mental Remaja

Di sisi lain, ia juga menyindir penyedia makanan yang terkesan asal dalam memilih bahan.

“Saya aja nista bilang itu daging olahan, saya nggak tahu itu produk apaan. Rasanya kayak karton, warnanya pink, lalu anak-anak disuruh DIY, astaga,” ujar Tan.

Kritik ahli gizi menjadi sinyal keras bahwa MBG tidak bisa sekadar mengedepankan distribusi masif tanpa memperhatikan kualitas dan keberlanjutan.

Terlebih, kritik publik kini mengarah pada konsistensi menu makanan MBG yang dibayangi dengan kecemasan para siswa maupun orang tuanya di tengah maraknya kasus keracunan di sebagian wilayah Tanah Air.

Warganet di media sosial juga menyuarakan agar dilakukan investigasi terkait dugaan korupsi di MBG termasuk mendesak kepala Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana dicopot dari jabatannya.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X