Pidato Prabowo Menjadi Memory Of The World, 65 Tahun Setelah Soekarno

photo author
- Kamis, 25 September 2025 | 07:36 WIB
Presiden Prabowo saat pidato di PBB jadi sejaraj bangsa Indonesia setelah 10 Tahun kepemimpinan republik ini
Presiden Prabowo saat pidato di PBB jadi sejaraj bangsa Indonesia setelah 10 Tahun kepemimpinan republik ini

Oleh : Prof. Dr. Ali Mochtar Ngabalin, S. Ag., M.Si

PRESIDEN Prabowo Subianto tiba di New York Amerika Serikat dengan langkah penuh keyakinan. Kedatangannya di Bandara Internasional John F Kennedy pada 20 September 2025 didampingi Menteri Luar Negeri Sugiono dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menandai awal kunjungan kerja untuk menghadiri Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa ke-80.

Sesuai agenda resmi, Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato pada 23 September sebagai pembicara ketiga setelah Presiden Brasil dan Presiden Amerika Serikat. Momen ini menjadi sejarah baru, Indonesia kembali hadir di forum dunia tertinggi dengan membawa visi besar tentang perdamaian keadilan dan masa depan umat manusia.

Pidato Bersejarah dan Reformasi Tata Dunia

Pidato Presiden Prabowo di New York tidak bisa dilepaskan dari jejak sejarah Bung Karno. Pada tahun 1960, Presiden pertama Indonesia itu menggetarkan dunia lewat pidato di Majelis Umum PBB yang kini diakui UNESCO sebagai Memory of the World. Prabowo hadir enam puluh lima tahun kemudian, membawa semangat yang sama, bahwa Indonesia adalah bangsa yang lahir untuk menjaga perdamaian dan memperjuangkan keadilan global.

Baca Juga: Berapi-Api Prabowo Pidato di Sidang PBB : Desak Dunia Akui Palestina Sekarang Juga! Sejarah Tidak Menunggu!

Pengamat hubungan internasional Teuku Rezasyah menilai pidato Prabowo kali ini berpotensi dikenang sebagai Memory of the World generasi baru. Substansi yang diyakini akan disampaikan memuat filosofi bangsa, konstitusi, tradisi diplomasi bebas aktif serta pandangan Indonesia terhadap tantangan global.

Dengan kedekatan Prabowo pada sejarah bangsa, pemahamannya terhadap peran founding fathers, dan pengalaman pribadi dalam dinamika politik negeri ini, ia tampil bukan hanya sebagai presiden, tetapi juga sebagai pewaris semangat para pendiri republik.

Dunia tengah menghadapi krisis yang berlapis. Kesenjangan pertumbuhan ekonomi, kerusakan lingkungan, konflik keamanan yang tak kunjung usai, pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi kualitas hidup, hingga ancaman penggunaan senjata nuklir. Di tengah situasi tersebut pidato Prabowo diharapkan memberikan arah optimisme dan semangat kerja sama lintas peradaban.

Prabowo membawa pesan penting tentang perlunya memperkuat PBB yang kini berusia 80 tahun. Reformasi menyeluruh menjadi keharusan, memperkuat peran Sekretaris Jenderal, memberdayakan Majelis Umum, dan membebaskan Dewan Keamanan dari dominasi hak veto.

Usulan penambahan anggota tetap Dewan Keamanan yang mewakili peradaban Islam, Hindu, Asia Afrika, negara berpenduduk besar, hingga kontributor utama misi perdamaian mencerminkan keberanian Indonesia mendorong tatanan dunia yang lebih adil.

Baca Juga: Prabowo Siap Kirim Pasukan Perdamaian ke Palestina Untuk Menghentikan Agresi Israel

Pidato ini juga menegaskan karakter kepemimpinan Prabowo yang intermestik, menyelesaikan persoalan dalam negeri sambil aktif mengelola isu isu global yang saling berkaitan. Inilah perbedaan gaya dengan era sebelumnya ketika Indonesia kerap absen di forum besar dunia. Prabowo meyakini suara Indonesia harus hadir karena masa depan rakyat tidak dapat dilepaskan dari dinamika internasional.

Diplomasi yang dijalankan Prabowo tidak hanya retorika tetapi ditopang oleh kekuatan nyata bangsa. Indonesia memiliki 280 juta penduduk dengan bonus demografi yang akan menjadi kekuatan produktif terbesar di dunia. Potensi sumber daya alam luar biasa, cadangan nikel, kobalt dan mineral strategis lain menjadikan Indonesia pusat industri baterai global.

Sebagai negara maritim dengan lebih dari 17 ribu pulau Indonesia berdiri di jalur silang Samudra Pasifik dan Hindia. Posisi ini menjadikan Indonesia kunci perdagangan internasional dan poros maritim dunia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X