Menurut warga setempat, khususnya pekerjaan tanggul di sekitar Desa Bangga (Kecamatan Dolo Selatan), batu bouldernya tidak disuplai dari Loli. Pelaksana proyek hanya memanfaatkan batu lokal. Kebetulan di sekitar lokasi proyek di Desa Bangga, batu lokal melimpah.
Baca Juga: Coffee Morning Kapolres Zulkarnain: Bangun Kolaborasi dengan Insan Pers Morowali
"Setahu kami, biasanya pekerjaan tanggul begini, pakai batu yang berstandar. Seperti batu Loli (batu gajah Loli). Tapi pekerjaan tanggul di Bangga, tidak pakai batu Loli," terangnya soal pekerjaan PT Arafah Alam Sejahtera tersebut.
Warga menduga, karena jarak tempuh yang cukup jauh dari Loli ke Bangga, sehingga pelaksana memilih pakai batu lokal. Apalagi stok nya melimpah dan cukup.
"Yang jelas, ini fatal. Kalau RAB proyek menyaratkan batu boulder dari Loli untuk tanggul, tapi tidak dipenuhi, ini melanggar. Kami tidak pernah melihat ada batu Loli disuplai untuk pekerjaan tanggul di Bangga," katanya lagi.
Sementara pekerjaan tanggul di Desa Jonoge (Kecamatan Sigi Biromaru) yang masih rangkaian proyek ini, batunya dibawa dari Loli. Pelaksana tidak memakai batu lokal.
"Jadi, ada perlakuan berbeda. Di Bangga tidak pakai batu Loli, sementara di Jonoge pakai batu Loli. Ada apa ini? Pelaksana mau cari untung banyak? Ini diharap jadi perhatian pihak-pihak yang berkompeten. Karena menyangkut kualitas pekerjaan," tandas warga Bangga tersebut. (*)