Cina Larang Muslim Uighur Berpuasa, Dipaksa Bekerja Kasar Selama Ramadhan Hingga Kehausan

photo author
- Kamis, 27 Maret 2025 | 17:09 WIB
Potret muslim uighur (Foto: Ist)
Potret muslim uighur (Foto: Ist)

METRO SULTENG— Pihak berwenang Cina di Xinjiang memaksa warga Uighur bekerja selama Ramadhan untuk mencegah mereka berpuasa dan beribadah sebagaimana yang diwajibkan bulan suci Islam, kata sumber di wilayah barat laut Cina.

Dilansir Radio Free Asia (RFA) (20/3/2025), sebuah video viral di platform media sosial pekan lalu menunjukkan warga Uighur melakukan kerja paksa secara massal selama Ramadhan. Sebagian bekerja keras di ladang, sementara yang lain melakukan pekerjaan bersih-bersih.

Langkah tersebut merupakan salah satu dari beberapa langkah yang diambil oleh pihak berwenang untuk melarang praktik keagamaan di antara sekitar 12 juta warga Uighur yang sebagian besar beragama Islam yang tinggal di Xinjiang.

Di sebagian besar negara, umat Muslim dapat melakukannya dengan bebas. Namun di Cina, pihak berwenang telah melarang puasa selama bulan suci dengan kedok memberantas ekstremisme agama — bahkan mengharuskan orang untuk mengirim bukti video kepada petugas bahwa mereka makan siang di siang hari.

Baca Juga: Fitnah Fuad Plered dkk kepada Habib Idrus (Guru Tua), Pendiri Alkhairaat

Mereka juga melarang warga Uighur berkumpul di masjid untuk shalat Jumat dan merayakan hari raya Muslim lainnya.

Sebuah video yang diunggah di Douyin, TikTok versi Cina, memperlihatkan warga Hotan bekerja keras di ladang pertanian pada hari kedua Ramadhan.

Informasi lain dari video yang diunggah pada hari ketujuh Ramadhan menunjukkan bahwa warga dari semua rumah tangga Uighur harus melakukan pembersihan bersama.

Tidak ada satu pun video yang memberikan rincian, seperti di mana warga melakukan pekerjaan tersebut, dan tidak ada yang memberikan penjelasan mengapa mereka harus bekerja selama Ramadhan.

“Selama 15 hari, warga telah bekerja di bawah pimpinan pemerintah desa dan kabupaten untuk membersihkan halaman rumah dan merenovasi toilet umum,” kata seorang staf yang bekerja untuk pemerintah daerah Onsu di prefektur Aksu.

Seorang polisi di kantor polisi daerah mengatakan kepada RFA bahwa beberapa warga tidak senang dipaksa bekerja selama Ramadhan, tetapi mencoba membela tindakan tersebut, dengan mengatakan bahwa kerja itu bermanfaat bagi mereka.

“Mereka berharap pemerintah daerah mengurangi waktu kerja paksa mereka dan mengizinkan mereka mengerjakan pekerjaan rumah tangga,” katanya.

Seorang anggota staf komite lingkungan di daerah Onsu mengatakan warga Uighur telah bekerja tanpa dibayar sejak awal Ramadhan, dan mereka harus melakukan pembersihan sebagaimana diharuskan atau akan dihukum karena menolak.

“Kami membagi rumah tangga menjadi dua kelompok, dan setiap kelompok beranggotakan 10 orang, dan mereka semua harus melakukan tugas yang diharapkan,” kata staf tersebut. “Kami tidak mengambil tindakan apa pun terhadap siapa pun yang menentang perintah pemerintah.”

Baca Juga: Astagfirullah! Bulan Puasa Ridwan Kamil di Ghibahin Sampai Trending di Sosmed Soal Lisa Yang Bongkar Isi DM Instagram

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Sumber: media berita

Tags

Rekomendasi

Terkini

X