METRO SULTENG - Cerita pilu Arifin, pasien dengan kaki terluka akibat diabetik (diabetes) yang harus ditandu sejauh 64 Km demi menjalani pengobatan, terus menggelinding.
Kondisi Arifin bahkan sudah sampai di telinga anggota Komisi V (infrastruktur dan perhubungan) DPR RI dari dapil Sulawesi Tengah, Dr. Anwar Hafid.
Pasien asal Desa Kalamanta Kecamatan Pipikoro, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, itu harus ditandu warga sekitar menuju Rumah Sakit Gimpu dengan berjalan kaki. Kondisi jalan dan medan yang sulit, tidak memungkinkan bagi Arifin untuk dibonceng motor.
Menanggapi cerita pilu Arifin, Anwar Hafid menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan harus merata dan berkeadilan. Termasuk di Kabupaten Sigi, salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah yang kini berusia 16 tahun.
Anwar Hafid yang juga bakal calon Gubernur di Pilgub 2024, merasa prihatin dengan kondisi Arifin yang dirujuk ke Rumah Sakit Gimpu dengan menggunakan tandu pada Senin (17/6/2024).
Padahal, proyek pembangunan ruas jalan Sadaunta-Lindu dan Peana – Kalamanta 8 tahun lalu sudah dibuka dengan anggaran sebesar Rp7,7 miliar oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sigi. Namun diduga realisasinya hanya Rp6,2 miliar.
Baca Juga: Duka di Sigi, Pasien Harus Ditandu Sejauh 64 Km Menuju Rumah Sakit
Sehingga saat itu pihak Kejati melakukan penyelidikan, bahkan sempat diekspose di hadapan penyidik Komisi Pemberantasan korupsi (KPK) saat itu.
Asisten Intelijen dan Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Sulteng era Kajati Sampe Tua dan Aspidsus Joko Susanto, SH, MH melakukan penyelidikan dugaan korupsi proyek senilai Rp7,7 miliar di PU Sigi ketika itu.
Namun di tengah jalan, dugaan korupsi proyek ruas jalan Kalamanta - Lindu dan Peana - Sadaunta dihentikan penyelidikannya oleh Kajati Sampe Tua.
Adalah Fachruddin Yunus alias Didin yang mengerjakan proyek pembukaan jalan Kalamanta - Lindu dan Peana - Sadaunta tersebut.
Mengomentari buruknya akses jalan Kalamanta itu, Anwar Hafid menegaskan yang utama di daerah-daerah terisolir harus dibuka, minimal pengerasan jalan agar bisa dilalui mobil.
Baca Juga: Pasien Diabetik yang Ditandu Sejauh 64 Km, Ternyata Tetangga Kampung dengan Wabup Sigi Samuel Pongi
Ia juga mengungkapkan, pembangunan infrastruktur harus beriringan dengan penyediaan sarana kesehatan. Ini harus dibangun pemerintah di daerah yang tergolong terisolir di beberapa tempat di Kabupaten Sigi.