METRO SULTENG - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah, turun meninjau pekerjaan fisik proyek APBD Kabupaten Morowali Utara tahun 2023, Selasa 19 Maret 2024. Sumber anggaran proyek itu dari dana pinjaman daerah, dana PEN.
Saat di lapangan, DPRD Morowali Utara menemukan sejumlah pekerjaan proyek yang sebagian besar menyeberang tahun. Padahal kontrak kerjanya bukan multi years. Ada bahkan sudah sampai 2 kali perpanjangan kontrak atau addendum.
Dikutip dari Morut Pos.com, rombongan anggota DPRD Morowali Utara yang turun lapangan Selasa lalu, dipimpin oleh Melky Tangkidi. Ia merupakan wakil rakyat asal Partai NasDem.
Baca Juga: Geger! Oknum Polri Lakukan Pengawalan Klaimer Untuk Panen Sawit di Morowali Utara!
Selain itu, ada Yaristan Palesa, Usman Ukas, Syahruddin, Fanny Tampake. Para wakil rakyat tersebut mempertanyakan alasannya, kenapa pekerjaan proyek tahun 2023 sebagian besar progresnya terlambat di lapangan.
Demikian halnya pekerjaan poyek Islamic Center dengan nilai kontrak Rp9,9 miliar yang dikerjakan oleh CV. Anirah Karya Mandiri.
Proyek Islamic Center tersebut, selain menyeberang tahun, keterlambatan juga terjadi karena diduga persoalan lahan. Anehnya, persoalan lahan yang harusnya sudah clear sejak tahap perencanaan, kini jadi kendala serius.
“Rata-rata kalau bicara proyek di Morowali Utara yang kami periksa saat turun lapangan Selasa lalu, sudah menyeberang tahun. Sudah addendum kontrak sebanyak 2 kali," kata Yaristan Palesa, anggota DPRD Morowali Utara dari Partai Golkar.
Baca Juga: Di Acara Bukber dengan Jurnalis Morowali Utara, PT AAL Tekankan Potensi Sawit
Proyek yang terlambat pekerjaannya menurut Yaristan, setiap saat dilihat masyarakat. Karena aksesnya dekat dari jangkauan.
Seperti pekerjaan RS Kolonodale, proyek Islamic Center, dan pekerjaan trotoar di ibukota kabupaten. Pekerjaan tersebut sudah dua kali addendum.
"Addendum kontrak mudah sekali dikeluarkan. Kan ada syarat-syaratnya kalau addendum. Tidak bisa sembarang dong," kata Yaristan dihubungi media ini, Sabtu (23/3/2024).
Pekerjaan yang terlambat juga disoroti Yaristan kualitasnya. Ada beberapa hal yang mesti dipertanyakan.
"Saya sempat bicara dengan pekerja lapangan saja. Tidak ketemu pimpinan perusahaannya. Anehnya, pengaspalan jalan di ibukota kabupaten, Kolonodale, hanya ditambal sulam. Tidak diaspal secara keseluruhan," ujar Yaristan.