Mansur Latakka Bantah Aliran Dana ke Gubernur, Mengaku Lupa Ditanya Pertemuan di RM Al-Jazeera

photo author
- Jumat, 24 November 2023 | 09:10 WIB
Mansur Latakka (kiri) saat memberikan klarifikasi dalam jumpa pers pada Kamis (23/11/2023) di Palu. (Foto: Ist).
Mansur Latakka (kiri) saat memberikan klarifikasi dalam jumpa pers pada Kamis (23/11/2023) di Palu. (Foto: Ist).

METRO SULTENG - Direktur Utama (Dirut) PT Tambang Batu Sulteng, Mansur Latakka, akhirnya muncul memberikan klarifikasi langsung kepada wartawan, setelah dirinya ramai menjadi sorotan. Di hadapan sejumlah awak media pada Kamis (23/11/2023) malam bertempat di salah satu cafe Jalan Rajamoili, Palu, Mansur melakukan bantahan.

Mansur mengatakan, aliran dana Rp1,7 miliar yang menyeret nama Gubernur Sulteng Rusdy Mastura, tidaklah benar. Itu fitnah. Dirinya tidak pernah memerintahkan atau memberikan uang Rp200 juta kepada Gubernur Sulteng.

Baca Juga: Gubernur Sulteng Bantah Terima Aliran Uang dari Pengusaha Jakarta, Cudy: Jangan Fitnah Saya!

"Saya mengklarifikasi tentang pemberitaan aliran dana Rp1,7 miliar yang cukup masif dan katanya mengalir ke Gubernur. Itu ada kekeliruan. Dana Rp1,7 miliar tidak ada kaitannya dengan Gubernur Sulteng. Karena murni pinjaman usaha yang saya lakukan dan kita ikat dalam bentuk notaris ke Ibu Rosi," tegas Mansur memberi klarifikasi dan bantahan.

Meski membantah dugaan aliran dana Rp200 juta ke Gubernur Sulteng yang disebut-sebut penyerahannya dilakukan di rumah makan Al-Jazeera, Jakarta, namun Mansur berkelit saat diminta memberi jawaban tegas. Apakah memang tidak ada pertemuan di rumah makan Al-Jazeera antara Gubernur dan Ibu Rosi?

"Kalau itu saya tidak tahu (pertemuan Gubernur dan Rosi). Saya tidak ingat. Karena sudah lama. Ini kasus yang bapak maksudkan ini sudah hampir 3 tahun. Sudah lama. Saya lupa," kelit Mansur menjawab pertanyaan wartawan.

Ia juga menantang wartawan jika memiliki data soal pertemuan itu. Apakah ada kwitansi, rekaman CCTV, atau saksi.  "Kita saling membuktikan," tegas Mansur malam itu.

Menurutnya, tidak mungkin dirinya melakukan itu, memberikan uang sebanyak itu kepada pejabat. Apalagi ini seorang gubernur.

Baca Juga: Ramai Jadi Sorotan, Dirut PT Tambang Batu Sulteng Tuduh Ahmad Ali Musuhnya Gubernur Rusdy Mastura

"Saya mengerti juga. Sama saja saya bunuh diri. Bukan cuma gubernur yang kena, saya juga kena. Kasih pejabat Rp 1 juta saja sudah kategori gratifikasi, apalagi sampai Rp200 juta," ujar Mansur.

Aliran uang Rp1,7 miliar adalah urusan antara dirinya dengan Rosi, seorang pengusaha Jakarta. Sifatnya pinjaman usaha.

Rinciannya, sebut Mansur, sebesar Rp1,5 miliar untuk pembiayaan project APH (proyek/usaha kayu) di Sulawesi Tengah, dan yang Rp200 juta untuk rehab kantor di Jakarta.

"Rosi itu pegawai saya di Jakarta. Dia salah satu Direktur di PT Investasi Emas Murni, perusahaan saya. Saya pinjam dana Rp1, 7 miliar ke dia. Selain dananya saya pinjam, dia juga dapat income dari perusahaan," jelas Mansur lagi.

Informasi yang dihimpun dari beberapa sumber, pertemuan di rumah makan Al-Jazerah, Jakarta, disebut-sebut terjadi pada tahun 2021. Sekitar pukul 10 atau 11 siang. Ada beberapa orang yang hadir saat itu.

Termasuk Mansur dan Rosi ikut hadir di sana. Pertemuan dilakukan di salah satu ruangan di rumah makan yang terletak di daerah Gondangdia, Jakarta, tersebut. Muncul istilah usai pertemuan "ini oleh-oleh" yang dikemas dalam bentuk kertas coklat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X