Tofan Mahdi: Masa Depan Industri Sawit di Tangan Generasi Muda

photo author
- Minggu, 13 November 2022 | 21:19 WIB
Tofan Mahdi. (foto: istimewa)
Tofan Mahdi. (foto: istimewa)

METRO SULTENG - Masa depan industri minyak sawit Indonesia berada di tangan generasi muda, anak-anak milenial hingga generasi Z. Perlu penguatan strategi kampanye positif di kalangan anak-anak muda. Jika tidak, sektor kelapa sawit akan ditinggalkan. Mati bukan karena kehilangan permintaan, tetapi karena kehilangan generasi yang melanjutkan tongkat estafet menjaga keberlanjutan industri strategis nasional ini.

Baca Juga: Ribuan Pebisnis Dunia akan Hadiri Konferensi Sawit IPOC 2022 di Bali

Hal tersebut disampaikan Tofan Mahdi, Ketua Bidang Komunikasi GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), dalam bincang santai dengan sejumlah wartawan di sela-sela kegiatan IPOC (Indonesian Palm Oil Conference) di Nusa Dua Bali, awal November lalu.

Tofan mengatakan, dengan pergeseran teknologi komunikasi digital yang masif, rasanya tantangan komunikasi di industri sawit bisa dihadapi dengan ringan jika semakin banyak generasi muda terlibat dan berperan aktif dalam banyak bidang di industri sawit.

“Di bidang teknis, sudah ada banyak anak muda yang masuk dan bekerja di industri sawit. Tetapi dalam bidang komunikasi, kampanye positif, dan advokasi kebijakan, perlu lebih banyak anak-anak muda terlibat di dalamnya ,” kata Tofan.

Baca Juga: TNI-Polri Gelar Geladi Pengamanan Tamu VVIP KTT G20 di Bali, Disiapkan 962 mobil, 454 motor dan 41 bus listrik

Tofan Mahdi yang pernah menjadi PR Terbaik Indonesia 2016 versi Majalah PR Indonesia ini mengatakan, ada tiga tantangan besar yang dihadapi industri minyak sawit. Yaitu tantangan kebijakan, keberlanjutan, dan fluktuasi harga. Dari tiga tantangan tersebut, tantangan kebijakan adalah yang terberat.

“Fluktuasi harga CPO, sebagai sektor usaha bidang komoditas, kita dalam posisi tidak bisa melakukan apapun. Fluktuasi harga komoditas sepenuhnya ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran di pasar,” kata mantan Wakil Pemimpin Redaksi Jawa Pos ini.

Tantangan kedua, kata Tofan, adalah tantangan keberlanjutan. Komitmen sektor kelapa sawit terhadap tata kelola yang berkelanjutan (sustainable palm oil) adalah mutlak.

Baca Juga: Saat Tanaman Sawit Mulai Tumbuh di Lahan PT ANA Tidak Ada Gejolak, Setelah Berbuah Muncul Demo

“Terkait komitmen keberlanjutan ini, ibarat pesawat terbang yang baru lepas landas, kita sudah sampai pada titik yang tidak bisa kembali atau point of no return. Diwajibkan atau tidak, diminta Eropa atau tidak, komitmen keberlanjutan adalah mutlak,” kata Tofan yang juga menjabat sebagai Senior Vice President (SVP) of Communication, Public Affair, and Investor Relation PT Astra Agro Lestari Tbk.

Tantangan ketiga, kata dia, adalah tantangan kebijakan. Belajar dari pengalaman yang terjadi pada semester pertama tahun 2022, Tofan berharap seluruh pemangku kepentingan dalam mata rantai industri sawit tetap kompak dan konsisten mendukung munculnya kebijakan yang pro terhadap industri sawit yang berkelanjutan.

Baca Juga: Pemkab Donggala Tunjuk Yatiman Jadi Koordinator Program PSR di Rio Pakava

“Teman-teman pelaku usaha dan petani sawit harus makin kompak dalam advokasi kebijakan apapun terkait sawit,” kata pria asal Pasuruan berusia 48 tahun ini.

Selain dilibatkan dalam kampanye positif sawit, kata Tofan, generasi muda juga harus mulai terlibat dalam advokasi kebijakan terkait sawit.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X