Saat Tanaman Sawit Mulai Tumbuh di Lahan PT ANA Tidak Ada Gejolak, Setelah Berbuah Muncul Demo

photo author
- Kamis, 13 Oktober 2022 | 21:46 WIB
Sesepuh Adat dan Tokoh Masyarakat Desa Korowou, Anis Loliwu (Foto : Rudy)
Sesepuh Adat dan Tokoh Masyarakat Desa Korowou, Anis Loliwu (Foto : Rudy)

METRO SULTENG - Keberadaan PT ANA (Agro Nusa Abadi) yang belakangan ini sering di demo oleh sekelompok orang mendesak pemerintah mencabut Izin Usaha Perkebunan (IUP) dan mengusir PT. ANA, hal ini mendapat tanggap keras dari Anis Loliwu, yang tidak lain merupakan salah satu sesepuh Adat dan Tokoh Masyarakat di Desa Korowou Kecamatan Lembo, Kabupaten Morowali Utara, Sulteng.

Baca Juga: Irwasda Polda Sulteng Sosialisasikan Perkap Nomor 2 Tahun 2022, Dijajaran Polres Morowali Utara

Pria keturunan Karua Mokole Bonto Moiki Mori ini mengatakan, dulu, awal masuknya PT ANA baik-baik saja. Begitu juga saat perusahaan perkebunan sawit itu melakukan land clearing (pembukaan lahan), setahu dirinya tidak ada yang mengkomplain bahwa di area perkebunan sawit PT ANA ada tanah milik masyarakat.

Baca Juga: Dilantik Gubernur, Moh. Muhclis Resmi Jabat Bupati Buol, Diperbolehkan Mutasi Pejabat Setempat

Namun setelah sawit berbuah dan dipetik hasilnya terjadi keributan, bahkan ada yang menuntut tanah itu dikembalikan kepada masyarakat. Anehnya lagi, terjadi aksi demo yang selalu mengatasnamakan masyarakat atau petani.

Ilustrasi perkebunan kelapa sawit
Ilustrasi perkebunan kelapa sawit
“Petani yang mana, yang pernah mengolah lahan tersebut sebelum ada kelapa sawit?. Dulunya, hamparan kelapa sawit ini pohon sagu yang merupakan area tanah adat, yaitu Tambunga, Lelea, dan Polebawono. Bahkan di daerah Siwole kabarnya tanaman sagu, kini sudah tak terlihat. Tapi kami tidak ribut, karena kami sadar perusahaan sawit yang pertama masuk disini yakni, PT ANA, PT CAN dan PT RAS, yang berinvestasi berkomitmen menyerap tenaga kerja dan mendongkrak ekonomi penduduk setempat saat itu. Dimana sebelumnya, belum ada perusahaan tambang nikel masuk," kata sesepuh Moiki Mori ini, saat ditemui dikediamannya di Desa Korowou, Kamis (13/10/2022).

Baca Juga: Kementrian PUPR Rampungkan 4.093 Unit Huntap Sulteng, Saat ini Sedang Bangun 775 Unit Target Selesai 2023

Sesepuh adat Korowou yang akrab disapa Om Anis ini juga menegaskan, sejak perusahaan PT ANA masuk dan menanam sawit di area perkebunan tersebut tidak ada masyarakat yang komplain. Nanti sekarang, setelah perusahaan tambang masuk, baru banyak yang ribut bahkan terjadi demo.

Baca Juga: Ngeri! Duit Proyek TTG Donggala Jadi Bancakan para Pejabat, Giliran Para Camat Diduga Ikut Kecipratan

"PT ANA kalau tidak salah mulai menanam pohon sawit tahun 2007 silam. Saat itu tidak ada masyarakat yang komplain. Yang anehnya, sekarang setelah perusahaan tambang ramai, lahan perkebunan sawit PT ANA yang sudah berproduksi CPO di demo minta cabut IUP dan usir PT ANA, apa maksudnya?. Kami sendiri tidak paham dan bingung selaku keturunan Raja Mori atau Bonto Mokole Moiki Mori. Apalagi, sekarang ini diduga banyak bermunculan SKPT, bahkan diduga terjadi tumpang tindih SKPT di lahan perkebunan sawit tersebut," tutupnya. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rudy A Mairi

Tags

Rekomendasi

Terkini

X