METRO SULTENG - Keberadaan PT ANA (Agro Nusa Abadi) yang belakangan ini sering di demo oleh sekelompok orang mendesak pemerintah mencabut Izin Usaha Perkebunan (IUP) dan mengusir PT. ANA, hal ini mendapat tanggap keras dari Anis Loliwu, yang tidak lain merupakan salah satu sesepuh Adat dan Tokoh Masyarakat di Desa Korowou Kecamatan Lembo, Kabupaten Morowali Utara, Sulteng.
Baca Juga: Irwasda Polda Sulteng Sosialisasikan Perkap Nomor 2 Tahun 2022, Dijajaran Polres Morowali Utara
Pria keturunan Karua Mokole Bonto Moiki Mori ini mengatakan, dulu, awal masuknya PT ANA baik-baik saja. Begitu juga saat perusahaan perkebunan sawit itu melakukan land clearing (pembukaan lahan), setahu dirinya tidak ada yang mengkomplain bahwa di area perkebunan sawit PT ANA ada tanah milik masyarakat.
Baca Juga: Dilantik Gubernur, Moh. Muhclis Resmi Jabat Bupati Buol, Diperbolehkan Mutasi Pejabat Setempat
Namun setelah sawit berbuah dan dipetik hasilnya terjadi keributan, bahkan ada yang menuntut tanah itu dikembalikan kepada masyarakat. Anehnya lagi, terjadi aksi demo yang selalu mengatasnamakan masyarakat atau petani.
Sesepuh adat Korowou yang akrab disapa Om Anis ini juga menegaskan, sejak perusahaan PT ANA masuk dan menanam sawit di area perkebunan tersebut tidak ada masyarakat yang komplain. Nanti sekarang, setelah perusahaan tambang masuk, baru banyak yang ribut bahkan terjadi demo.
"PT ANA kalau tidak salah mulai menanam pohon sawit tahun 2007 silam. Saat itu tidak ada masyarakat yang komplain. Yang anehnya, sekarang setelah perusahaan tambang ramai, lahan perkebunan sawit PT ANA yang sudah berproduksi CPO di demo minta cabut IUP dan usir PT ANA, apa maksudnya?. Kami sendiri tidak paham dan bingung selaku keturunan Raja Mori atau Bonto Mokole Moiki Mori. Apalagi, sekarang ini diduga banyak bermunculan SKPT, bahkan diduga terjadi tumpang tindih SKPT di lahan perkebunan sawit tersebut," tutupnya. ***