METRO SULTENG - Bank Dunia memberi peringatan pada hari Kamis, 15 September 2022. Peringatan tersebut terkait bank sentral di seluruh dunia yang secara bersamaan menaikkan suka bunga sebagai respons terhadap inflasi.
Baca Juga: Terungkap Bossman Mardigu Sosok Hacker Bjorka, Teori Konspirasi? Cek Faktanya!
Hal ini, menurut studi bank dunia, akan memicu dunia bergerak menuju resesi global pada 2023.
Bank-bank sentral di seluruh dunia juga telah menaikkan suku bunga tahun ini dengan tingkat sinkronisitas yang sebelumya belum pernah dilakukan, terutama lima dekade terakhir.
Baca Juga: Beredar Foto Diduga Kuat Pembagian Uang Suap Proyek TTG ke Asisten 3 DB Lubis untuk Bupati Donggala
Selain itu, masih menurut studi yang dilakukan Bank Dunia, lintasan kenaikan suku bunga saat ini, dan tindakan kebijakan lainnya, tidak akan cukup untuk membawa inflasi global kembali ke tingkat sebelum pandemi.
Baca Juga: Rp5,63 Triliun BLT Tahun 2022 Tahap Pertama Sudah Disalurkan
"Jika ini disertai dengan tekanan pasar keuangan, pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) akan melambat menjadi 0,5 persen pada 2023," kata studi tersebut, dilansir dari laman Xinhua, Jumat 16 September 2022.
Baca Juga: Airlangga Hartarto: Solo itu Seperti Pesawat Twin Engine
Ayhan Kose, wakil presiden Bank Dunia, mencatat kenaikan suku bunga akan sangat sinkron di seluruh negara.
Menurutnya, bahkan negara-negara tersebut bisa saling memperparah dalam memperketat kondisi keuangan dan mempertajam perlambatan pertumbuhan global.
Baca Juga: Nikita Mirzani Sentil Najwa Shihab, Tantang Ungkap Pembangunan DKI Jakarta
"Para pembuat kebijakan di negara berkembang harus siap untuk mengelola dampak dari pengetatan kebijakan yang sinkron secara global," kata Kose.
Selain itu, studi Bank Dunia juga menyebut bahwa serangkaian krisis keuangan di pasar negara berkembang, akan sangat merugikan mereka.
Baca Juga: Pansus DPD-RI Tuding Asuransi Jiwasraya dan IFG Life Lakukan Pembangkangan