Udang Indonesia Bisa Bersaing di Pasar China, Mutu Udang dan Komitmen Menjadi Kritikal Poin

photo author
- Jumat, 14 Februari 2025 | 07:56 WIB
Budidaya udang Indonesia menjadi incaran untuk ekspor ke China. (Foto: Ist).
Budidaya udang Indonesia menjadi incaran untuk ekspor ke China. (Foto: Ist).

Oleh: Dr. Hasanuddin Atjo

China merupakan salah satu negara yang masyarakatnya sangat suka mengonsumsi makanan seafood, termasuk jenis udang Vaname.

Negara Tirai Bambu dengan jumlah penduduk pada 2024 sekitar 1,419 miliar jiwa, membutuhkan udang setidaknya 2 juta ton. Diperkirakan negara ini masih kekurangan pasokan sebanyak 1 juta ton.

Pendapatan perkapita mereka pada tahun 2024 cukup tinggi mencapai 12.758 USD atau hampir tiga kali pendapatan masyarakat Indonesia yang sebesar 4.500 USD per tahun.

Gemar konsumsi seafood dan daya beli tinggi menjadi alasan negara ini sebagai target pasar potensial bagj produsen udang dunia seperti Ekuador, Vietnam, India, Thailand dan Indonesia.

Baca Juga: Pembudidaya Udang Skala Kecil Butuh Dukungan, Biaya Penyediaan Air Makin Mahal, Benur Sehat Sulit Diperoleh

Tahun 2024 produksi udang Ekuador mencapai 1,2 juta ton. Sekitar 60 persen kekurangan udang di China (600 ribu ton) dipasok oleh negara bergaris pantai kurang dari 3.000 km.

Sedangkan Indonesia pada tahun yang sama baru bisa memasok ke China relatif kecil yaitu udang dari 2 persen dan diperkirakan sebanyak 10 ribu ton.

Pada tahun 2024 ekspor udang Indonesia tercatat mendekati 250 ribu ton. Dan sekitar 60 persen mengisi pasar Amerika Serkat, hampir 20 persen ke Jepang, sisanya ke Uni Eropa, Asean dan China.

Dikarenakan resesi ekonomi berkepanjangan yang melanda negeri Paman Sam itu, menjadi salah satu sebab permintaan dan daya beli menurun. Hal ini berdampak terhadap anjloknya harga di negara pemasok.

Indonesia sangat merasakan dampak resesi ekonomi itu, dan menyebabkan harga udang dalam negeri turun hingga 10 hingga 15 persen dari harga sebelum resesi.

Baca Juga: Cegah Gagal Panen, Pelaku Budidaya Tambak Udang di Sulteng Usulkan Pendirian Laboratorium

Turunnya harga tentu menjadi persoalan serius bagaimana minat berbudidaya dan iklim investasi tetap terjaga. Apalagi serangan penyakit virus masih sering terjadi yang antara lain dipicu oleh terbatasnya benur sehat yang beredar dan mutu air sumber.

Memperbesar volume ekspor ke China menjadi salah satu opsi dan strategi menaikkan harga yang diterima ditingkat pembudidaya. Namun masih terkendala oleh mutu udang.

Indonesia terbiasa memproses udang mengisi pasar Amerika Serikat. Negeri itu masih bisa menerima udang segar dengan rantai dingin terjaga (3 hingga 4 hari) kemudian diproses.

Karena itu produk yang dikirim ke Amerika Serikat umumnya adalah udang segar beku tanpa kepala (head less) dan udang segar kupas tanpa kepala.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X