METRO SULTENG - Kegagalan panen tambak udang di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dalam beberapa bulan terakhir, menjadi perhatian serius bagi para pelaku usaha perikanan.
Seperti yang disampaikan H. Karman Karim, salah seorang pembudidaya tambak udang di Sulteng.
Menurutnya, faktor penyebab kegagalan panen tidak hanya terbatas pada kualitas benur (bibit) saja, tetapi juga mencakup berbagai aspek lain. Seperti pakan, cuaca, kondisi perairan, serta manajemen tambak yang kurang optimal.
"Apa yang disampaikan Dr. Hasanuddin Atjo memang benar, saya sependapat berdasarkan pengalaman saya. Namun, kegagalan tambak udang bukan hanya masalah benur. Ada banyak faktor lain yang turut berkontribusi," ujar Karman, Minggu (2/2/2025).
Selama periode Juni hingga Desember 2024, lanjutnya, banyak tambak udang mengalami kegagalan panen total dengan kerugian yang sangat besar. Oleh karena itu, saat ini ia tengah melakukan penelitian untuk mencari tahu penyebab utama kegagalan tersebut.
Dikatakan, penyebab utama kegagalan panen bisa bervariasi. Mulai dari kelebihan pakan, perubahan cuaca, kondisi perairan yang memburuk, hingga kesalahan dalam penanganan tambak.
Baca Juga: Shrimp Club Indonesia (SCI) Menilai Desentralisasi Prosesing Udang Mendesak
Olehnya itu, ia mengusulkan agar di Sulteng segera didirikan laboratorium khusus untuk udang. Untuk pembangunannya, bisa dibangun oleh swasta, tetapi lebih baik jika pemerintah yang menginisiasi.
"Sebaiknya di Sulteng ada laboratorium yang lengkap untuk udang. Jika panen udang sukses, ini akan sangat membantu perekonomian daerah bahkan nasional. Juga mengurangi PHK pekerja tambak, dan memastikan perputaran ekonomi tetap berjalan," jelasnya.
Dengan kondisi yang tidak baik-baik seperti sekarang, Karman mengingatkan para pelaku usaha tambak udang agar harus benar-benar siap sebelum terjun ke industri ini.
Pasalnya, bisnis tambak udang menjanjikan keuntungan besar, tetapi juga memiliki risiko yang tidak kalah besar.
"Yang mau masuk ke bisnis tambak udang harus mempersiapkan diri semaksimal mungkin. Hasil yang diharapkan memang besar, tetapi risikonya juga besar," pesannya.
Ia juga mengapresiasi kemudahan perizinan yang diberikan oleh pemerintah selama ini. Namun, ia berharap dukungan tersebut bisa diiringi dengan pembangunan infrastruktur yang lebih memadai, termasuk fasilitas laboratorium. Keberadaan laboratorium dapat membantu menganalisis dan mengatasi permasalahan dalam budidaya udang.