Catatan Akhir Tahun: Swasembada Ditentukan oleh Dukungan Infrastruktur, Input Produksi, Pendampingan dan Keterlibatan Swasta

photo author
- Minggu, 29 Desember 2024 | 06:12 WIB
Padi siap panen milik petani. (Foto: Ist).
Padi siap panen milik petani. (Foto: Ist).

Maknanya bahwa pencapaian swasembada pangan mesti diikuti dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan utamanya petani, peternak, pembudidaya ikan dan para nelayan.

Pemerintah menetapkan dua kebijakan guna merealisasikan swasembada yaitu intensifikasi
(peningkatan produktifitas dan nilai) serta ekstensifikasi yaitu perluasan areal melalui cetak lahan baru untuk peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikuktura, peternakan dan perikanan maupun perkebunan

Sejumlah faktor diperkirakan manjadi kunci keberhasilan program ini. Selain regulasi juga dipengaruhi dukungan infrastruktur, input produksi, pendampingan, pembiayaan dan keterlibatan sektor swasta

Kualitas infrastruktur seperti irigasi untuk pertanian maupun perikanan, jalan produksi, air bersih, listrik PLN, digitalisasi dan telekomunikasi tentunya menjadi satu diantara tuntutan yang harus dipenuhi.

Tidak lagi terjadi cetak sawah sudah selesai, namun irigasi tidak berfungsi sesuai harapan disebabkan sumber air yang terbatas. Olehnya koordinasi dan kualitas perencanaan perlu menjadi pembelajaran.

Ketersedian input produksi seperti benih dan pupuk yang berkualitas dalam jumlah yang cukup, kontinyu, tepat waktu menjadi faktor yang tidak kalah pentingnya. Teknologi produksi yang update tentunya menjadi bagian yang tidak terpisahkan.

Baca Juga: Bincang Santai Dengan Gubernur Rusdy Mastura, Bahas Daya Saing Komoditi Pangan hingga IKN

Pendampingan dinilai strategis dalam mencapai swasembada. Penyerahan wewenang kepada kabupaten dan kota menangani penyuluhan pertanian lapangan (PPL) ditengerai jadi salah satu sebab kurang berkembangnya kinerja produksi Pertanian Tanaman Pangan dan Horti, Peternakan dan perkebunan.

Wacana penarikan wewenang pengelolaan PPL (penyuluh pertanian lapangan) kembali
ke Kementrian Pertanian dinilai positif dalam sejumlah diskusi. Diharapkan wacana tersebut kiranya segera direalisasikan agar kinerja pendampingan yang berujung pada produksi sektor ini kembali bisa terlihat.

Langkah yang ditempuh Menteri Pertanian menggandeng TNI dan Polri dinilai membantu upaya percepatan peningkatan produksi pangan maupun nilai. Ini tentunya sifatnya sementara dan diharapkan nantinya ada format baku untuk peningkatan produksi pangan dalam rangka swasembada, termasuk format pendampingan oleh PPL.

Mempersiapkan SDM petani dan nelayan serta penyuluh agar lebih kompeten menjadi bagian yang dinilai penting, ditengah tuntutan mendesak berkaitan digitalisasi maupun generasi milenial.

Kompetensi penyuluh sudah harus diupgrade, disuaikan dengan tuntutan perubahan yang begitu cepat. Kolaborasi bersama perguruan tinggi dan lembaga riset maupun praktisi meningkatkan kompetensi para penyuluh harus dilakukan.

Baca Juga: Apa Tujuan Pembangunan MDA, Mengapa Perlu Diperhatikan oleh Pemerintah Daerah Morowali?

Dukungan pendanaan menjadi problem yang berkepanjangan. Ini antara lain disebabkan oleh terbatasnya kepercayaan akan bisnis usaha produksi pangan karena masih tingginya risiko usaha, antara lain disebabkan pengaruh iklim, musim, input produksi dan pasar.

Intervensi Pemerintah berupa bantuan input produksi dan peralatan bagi terwujudnya swasembada untuk tahap awal tentunya masih bisa diterima sebagai triger agar terjadi percepatan. Namun jangka panjang harus diserahkan kepada mekanisme bisnis.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X