Catatan Akhir Tahun: Swasembada Ditentukan oleh Dukungan Infrastruktur, Input Produksi, Pendampingan dan Keterlibatan Swasta

photo author
- Minggu, 29 Desember 2024 | 06:12 WIB
Padi siap panen milik petani. (Foto: Ist).
Padi siap panen milik petani. (Foto: Ist).

Oleh: Dr. Hasanuddin Atjo

Kereta api tambahan bergerak perlahan dari stasiun Gambir Jakarta tepat pukul 18.40 WIB, Rabu 25 Desember tahun 2024, menuju salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah.

Waktu tempuh yang diperlukan cukup lama, yaitu sekitar 6 jam. Sementara mata masih melek, meskipun baru saja selesai melakukan perjalanan lumayan panjang yaitu dari Palu menuju Jakarta, transit di Makassar.

Dr. Hasanuddin Atjo saat berada dalam kereta perjalanan Jakarta - Jawa Tengah.
Dr. Hasanuddin Atjo saat berada dalam kereta perjalanan Jakarta - Jawa Tengah.
Sambil melihat keluar jendela kereta, kondisi kota Jakarta sudah gelap, hanya terlihat gemerlapnya cahaya lampu. Selanjutnya membuka aplikasi Google dan kemudian tertarik membaca sebuah artikel yang menyorot tentang swasembada pangan.

Artikel itu menjadi inspirasi untuk membuat artikel ringan, sebagai catatan akhir tahun membahas salah satu program prioritas kabinet Merah Putih tentang pangan yang pada saat ini sedang ramai dibicarakan.

Sebuah negara akan maju dan kuat apabila mandiri terhadap penyediaan pangan, energi dan air. Ini menjadi tujuan sejumlah negara yang memiliki potensi sumberdaya untuk cita-cita itu.

Baca Juga: Swasembada Pangan Diharap Berorientasi Outcome, Desa Mandiri Bisa Menjadi Role Model

Presiden RI terpilih Prabowo Subianto terpanggil, kemudian menetapkan swasembada pangan, energi dan air menjadi salah satu program prioritas, dan termuat dalam Asta Cita (8 cita-cita) yang ke-2.

Program prioritas ini kemudian didukung oleh Asta Cita ke-3, melanjutkan pengembangan infrastruktur dan Asta Cita ke-4, pengembangan SDM , Sains dan Teknologi.

Selanjutnya Asta Cita yang ke-5 mengembangkan hilirisasi dan industrialisasi, serta Asta Cita ke-8, terjaganya lingkungan melengkapi strategi itu seperti harapan SDGs 2015 - 2030.

Dengan komposisi seperti itu, sejumlah kalangan menaruh harapan besar bahwa target swasembada pangan mampu direalisasikan sesuai dengan rencana pada akhir tahun 2028.

Bahkan Menteri koordinator Pangan, Mentan serta MenKP memprediksi bahwa capaian swasembada tersebut akan lebih cepat lagi dari perkiraan. Semangat ini patut mendapat apresiasi dan dukungan.

Semangat dan optimisme tentu penting sebagai satu diantara modal dasar guna mendorong merealisasikan program mulia tersebut yang menjadi harapan masyarakat Indonesia.

Namun dari beberapa diskusi, mengemuka bahwa kiranya pendekatan program ini lebih kepada outcome, tidak lagi berakhir pada output seperti pada program sebelumnya.

Baca Juga: Prospek Besar Bisnis Ikan Nila di Sulteng akan Digarap PPI

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X