METRO SULTENG- Pembangunan Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) 96 unit disejumlah desa di Kabupaten Morowali, Sulteng merupakan program mantan Bupati Drs. Taslim periode 2018-2023.
Hal ini bertujuan untuk menjawab harapan masyarakat terkait kebutuhan prasarana pendidikan agama Islam yang terdekat dan mudah dijangkau oleh para santri ataupun anak-anak yang ingin belajar mengaji.
Baca Juga: Warga Minta DPRD Jangan Diam, Segera Desak Pemkab Morowali Selesaikan Proyek MDA
Mantan Bupati Drs. Taslim mengungkapkan bahwa anak-anak yang ingin belajar mengaji tidak semuanya dapat menjangkau atau bisa masuk pondok pesantren, sehingga lewat MDA yang hampir terbangun di seluruh desa ini dapat menyelamatkan pendidikan Al-Qur'an anak-anak.
"MDA ini untuk kepentingan masa depan pendidikan agama bagi generasi mudah kita, harapan masyarakat waktu itu agar pemerintah daerah menyiapkan sarana dan prasaran pendidikan agama yang terdekat, sehingga kami selaku pemerintah menjawab harapan itu lewat pembangunan MDA hampir di seluruh desa," ungkap Taslim kepada metrosulteng, Sabtu (28/12/24).
Baca Juga: Biaya Haji 2025 Lebih Murah, Menag : Murah Tapi Tidak Mengurangi Kualitas
Kemudian itu, lanjut Taslim, sarana yang disiapkan seperti guru mengaji yang telah disekolahkan di Yaman untuk jangka panjang masa depan pendidikan agama anak-anak di Morowali.
"Ini yang kami programkan demi meringankan beban orang tua untuk membiayai anak-anaknya. Dengan adanya MDA di setiap desa, anak-anak dapat belajar dengan mudah tanpa harus mengorbankan waktu dan biaya besar karena dekat dan dapat dijangkau,"jelas mantan Bupati Morowali ini.
"Itu dasar pemikiran kami, kenapa membangun MDA disetiap Desa," ujar Taslim kembali.
Pembangunan MDA ini, secara Nasional mungkin satu-satunya yang ada di Kabupaten Morowali. Selain itu, MDA juga merupakan salah satu jejak upaya guru tua dalam membina pendidikan agama islam di Indonesia Timur khususnya Sulawesi Tengah.***