METRO SULTENG - Kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Provinsi Sulawesi Tengah pada 26-27 Maret lalu, semakin memotivasi provinsi ini mewujudkan cita-citanya menjadi penyangga Ibukota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
Presiden Jokowi bahkan secara terang-terangan mengakui kontribusi Sulawesi Tengah (Sulteng) dalam menopang bahan pembangunan di Kalimantan Timur, termasuk untuk IKN. Seperti batu-batuan dan pasir, hampir semuanya dikirim dari Sulteng. Nilai transaksinya sudah triliunan rupiah sebut presiden.
Menanggapi kunjungan Presiden Jokowi ke Sulteng di penghujung bulan Maret 2024, Dr Hasanuddin Atjo buka suara. Bagi dia, kunjungan presiden seolah mempertegas posisi Sulteng sebagai daerah penyangga IKN.
Baca Juga: Saat Resmikan Pelabuhan Wani dan Pantoloan, Presiden Jokowi: Sulteng Daerah Senang
"Saya mengutip salah satu pernyataan menarik presiden di media. Presiden bilang, Kalimantan Timur yang jor-joran membangun, namun Sulteng ketiban senangnya. Karena sebagian besar batu dan pasir disuplai dari Sulteng," ujar Dr. Atjo ditemui di Kota Palu, Jum'at malam (29/3/2024).
Pensiunan ASN yang kini aktif menjadi konsultan swasta dan tenaga ahli kementerian ini mengatakan, Sulteng segera bergegas lagi membangun sistem pertanian berkelanjutan bila ingin terus memperkuat posisinya.
Jangan terus menerus mengandalkan potensi industri galian tambang. Saatnya menyiapkan stok pangan pasca kunjungan presiden.
"Beberapa tahun yang lalu, kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Sulteng sekitar 45%. Namun sekarang digeser oleh hadirnya industri pengolahan dan industri galian tambang. Sekarang kontribusi sektor pertanian tinggal 20%," kata Atjo yang pernah menjabat Kepala Bappeda Sulteng.
Untuk mengembalikan sumbangsih sektor pertanian, pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pangan bisa menjadi solusi. Gubernur Rusdy Mastura, saran Atjo, sebaiknya mengarahkan kebijakan pembangunan di bidang pertanian ke arah itu.
Baca Juga: Dua Proyek Strategis Nasional Turun ke Sulteng Tahun Ini, Dr Atjo: Ini Peluang Besar
Untuk membangun KEK Pangan, Atjo meyakini sangat memungkinkan. Minimal dua KEK yang dibangun. Satunya berfungsi sebagai first line (penyangga utama), satunya lagi berfungsi sebagai second line (penunjang).
"Ini mirip strategi permainan bola untuk memenangkan pertandingan," katanya sambil tertawa kecil.
Di Kecamatan Tambu Kabupaten Donggala, sangat memungkinkan menjadi lokasi pembangunan KEK Pangan. KEK di daerah ini nantinya menjadi KEK Pangan bersifat first line. Sebab posisinya berhadapan langsung dengan IKN.
Kemudian, KEK Pangan satunya lagi dibangun di Kecamatan Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong. KEK ini sebagai second line.
"Luasan lahan di Tambu maupun Kasimbar, masih memadai untuk dibebaskan menjadi lokasi KEK Pangan. Masih mencapai 1.500 hingga 2.000 hektar untuk standar KEK. Kalau KEK Palu, tidak memungkinkan lagi untuk menjangkau perluasan lahan. Olehnya itu harus dibangun KEK baru," beber Atjo secara teknis.