Soal Insiden Morowali Utara, Pernyataan Kapolri seperti Penjaga Kepentingan Yang Disamarkan Lewat Bahasa Hukum

- Senin, 16 Januari 2023 | 23:06 WIB
Abdul Rachman Thaha, anggota DPD-RI dapil Sulteng periode 2019-2024. (foto: dok pribadi)
Abdul Rachman Thaha, anggota DPD-RI dapil Sulteng periode 2019-2024. (foto: dok pribadi)

METRO Sulteng - Kapolri Listyo Sigit Prabowo menggelar konfrensi pers di Istana Kepresidenan di Jakarta, Senin (16/1/2023), terkait bentrokan pekerja lokal dan TKA China di PT GNI Morowali Utara, Sulteng.

Kapolri menyatakan bentrokan di area pabrik milik PT Gunbuster Nickel Industri (GNI), dipicu adanya provokasi. Beberapa karyawan yang menjadi provokator dengan sengaja mengajak rekan-rekannya melakukan aksi mogok kerja. Namun ajakan tersebut ditolak sehingga terjadilah bentrokan.

Baca Juga: Besok PT GNI Sudah Beroperasi Lagi Pasca Bentrok, Kapolri Himbau Masyarakat Dan Pekerja Tidak Terprovokasi

Menanggapi pernyataan Kapolri tersebut, anggota DPD-RI dapil Sulteng Abdul Rachman Thaha menegaskan, apa yang disampaikan Kapolri semata-mata berfokus pada perbuatan pidana. Ujung-ujungnya, sangat mungkin orang kita sendiri yang nantinya duduk di kursi terdakwa, lalu masuk penjara.

"Simplistis sekali,"ketus Abdul Rachman Thaha (ART) dalam rilisnya Senin malam.

Pria yang berjuluk anak guru mengaji ini mengatakan, kalau seorang penyidik punya pemikiran selevel itu, wajar. Tapi ini orang nomor satu di Korps Tribrata.

"Saya berharap Jenderal Listyo Sigit punya analisis lebih komprehensif. Dimensi makro tidak sepatutnya diabaikan,"kata ART, sapaan beken anggota DPD-RI ini mengingatkan Kapolri.

Dari situ, sebut dia, akan diperoleh pemahaman lebih utuh mengapa situasi di Morowali Utara, sensitif terjadi gesekan fisik.

"Percayalah, situasi seperti di Morowali Utara saat ini, sangat mungkin terjadi juga di daerah-daerah lain,"khawatir ART.

Baca Juga: Tanggapi Bentrok Pekerja di Morowali Utara, ART: Begitu Rakyatmu Teraniaya, Kalian Sungguh Menyakitkan Hati!

Situasi ini, sama sekali tidak terlepas dari, misalnya masalah regulasi dan kebijakan. Mulai dari pusat hingga ke daerah, membuat keadilan dari hari ke hari kian terasa berjarak dari masyarakat.

"Saya merasa perlu mengingatkan Kapolri terkait salah satu komitmennya sendiri. Ini komitmen Kapolri, bukan komitmen Polri. Yaitu, problem solving dan restorative justice,"sindirnya kepada Jenderal Listyo Sigit.

Selaku wakil rakyat, ART berharap dibentuk tim investigasi gabungan lintas keilmuan, lintas kementerian, untuk memperoleh kesimpulan yang utuh dan menyeluruh tentang peristiwa di Morowali Utara. Apa sebenarnya yang terjadi di daerah itu.

"Bila diperlukan, tokoh sekaliber Faisal Basri dan Didik Rachbini sangat layak masuk dalam tim itu. Mari kita turun ke Morowali Utara,"harap mantan aktivis HMI ini.

Penegakan hukum yang sempit, diyakini tidak akan menciptakan situasi yang lebih tenteram. Justru memanaskan api dalam sekam.

Halaman:

Editor: Icam Djuhri

Tags

Terkini

X