Semakin bertambah kekecewaannya ketika informasi soal KUR , hanya disiarkan tapi tidak disosialisasikan mulai dari bawah.
"Ada KUR berbondong-bondonglah orang ke Bank Bri, berbondonglah orang ke Bank Mandiri akhirnya ditolak pengajuan pinjaman KUR nya, hingga buat Masyarakat merenung, kenapa kami ditolak, padahal kami membutuhkan sekali," tandasnya.
"Daya upaya tidak ada untuk apa sebenarnya Dana KUR ini, bukan semata-mata untuk profit, Noo itu jawabannya No, kenapa memang ini program Negara untuk rakyatnya, hanya perbankkanlah yang wajib menyalurkan, tapi jangan disamakan dengan reguler," imbuh Suryanto.
Suryanto berharap agar program Dana KUR untuk Rakyat diberi sedikit kemudahan dalam mengajukan pinjaman.
"Tolong diberikan agak karet sedikit, yang tujuannya adalah untuk ini, ini saya minta dengan hormat, ini sudah terjadi untuk apa kita bicarakan, tapi kedepan tapi mungkin kedepan OJK bisa memberikan sesuatu hal-hal spesifik tentang KUR dengan reguler harus dibedakan," harapnya.
"OJK kalau tidak percaya silahkan periksa, hampir semua KUR ini yang dibawah 5 juta berat sekali, mungkin dirubahla, kalau boleh 1 Desa dikasih KUR 5 kelompok ditanggung jawab oleh kepala Desa, supaya Rakyat ke Kepala Desa, kan akhirnya tersalur itu," tambahnya.***