METRO SULTENG - Kedatangan pasangan calon nomor urut 1 Jeffisa-Ruben Hehi untuk kampanye tatap muka terbatas di Desa Mayumba, Kecamatan Mori Utara, Morowali Utara, disambut antusias masyarakat yang hadir, Jum'at (25/10/2024).
Kampanye tersebut turut dihadiri oleh politisi partai koalisi, yaitu Partai Golkar, NasDem, PAN, PSI, Partai Buruh dan PBB.
Ruben Hehi sebagai calon Wakil Bupati Morowali Utara menegaskan, akan membangun Kabupaten Morowali Utara yang lebih baik lagi.
Ia juga menepis isu yang berkembang di kalangan masyarakat bahwa pasangan ini hanya pelengkap agar petahana tidak melawan kotak kosong.
Baca Juga: Jeffisa Tegas soal Solusi Listrik di Morowali Utara
"Itu tidak benar, dan itu hanya isu," tegas Ruben Hehi.
Ia mengatakan, dirinya dan Jeffisa Putra Amrullah jika mendapatkan kepercayaan untuk memimpin daerah ini ke depan, mereka akan memperhatikan sektor pertanian dengan membangun irigasi yang belum pernah disentuh oleh pemerintah daerah.
Paslon nomor urut 1 ini juga akan memberikan bantuan alat-alat pertanian untuk mendukung para petani, memberikan bibit unggul serta pupuk.
"Kami juga akan membangun jalan usaha tani, jalan produksi, supaya petani tidak lagi memikul jauh-jauh hasil produksi pertaniannya. Karena masih banyak jalan usaha tani yang kurang layak dilalui kendaraan," ujar Ruben Hehi disambut tepuk tangan dan teriakan bungkus nomor 1 oleh masyarakat yang hadir.
Jeffisa Putra sebagai calon Bupati Morowali Utara menyampaikan kepada seluruh masyarakat Desa Mayumba, akan memenuhi janji politiknya jika terpilih.
"Insya Allah akan kami realisasikan (janji) itu apabila terpilih sebagai pemimpin di Morowali Utara. Kami tidak mau hanya sekadar umbar janji-janji. Kami tidak mau ada sekat antara masyarakat dan pemerintah," tegas Jefffisa.
Dalam kesempatan tatap muka itu, pasangan Jeffisa - Ruben mendengarkan curhat warga desa Mayumba.
Salah seorang perwakilan warga Desa Mayumba, Irwan Lantiunga, curhat kepada pasangan Jeffisa Putra dan Ruben Hehi tentang berbagai persoalan di sektor pertanian yang ada di desa itu.
"Bagaimana kami bisa menanam padi kalau kurangnya alat pertanian. Bagaimana kami bisa menghidupi anak istri kami, kalau tidak bisa mengelola persawahan karena tidak air irigasi," kata warga.
