METRO SULTENG-Kasus suap Rektor Universitas Negeri Lampung (Unila) Prof Karomani telah menciderai dunia pendidikan. Karomani ditangkap KPK bersama Wakil Rektor I Bidang Akademik Heryandi dan Ketua Senat Muhammad Basri, karena menerima uang suap dari penerimaan mahasiswa baru melalui jalur mandiri dari sumber Maba Fakultas Kedokteran dan Hukum sebesar Rp 5 Miliar.
Baca Juga: Profil Fakultas Kedokteran Unila Yang Diobok-Obok KPK Terkait Suap Rektor
Menyikapi kasus di Unila, Ketua Senat Universitas Tadulako (Untad) Prof Muh Basir yang dimintai tanggapannya sehubungan dengan keterlibatan Ketua Senat Unila, memuji dan salut sikap Rektor Prof Dr Ir Mahfudz MP, yang selama ini tidak pernah melibatkan pihaknya dalam banyak hal, termasuk penerimaan mahasiswa Kedokteran, karena memang itu bukan urusan Senat.
Baca Juga: DPRD Morowali Utara Belajar Penganggaran Dana PEN di DPRD Bone
Dilansir Metro Sulteng dari Laman Responsulteng, Rabu (24/8), Ketua Senat Untad, Prof Dr Ir Muh Basir, menyatakan kesedihannya atas pungutan seperti itu di Unila. Kata mantan Rektor Untad dua periode itu, jika mau membantu mahasiswa baru masuk di kampus, harusnya dengan cara ikhlas.
"Jika pun mereka mampu membayar milyaran rupiah karena orang tuanya kaya, tidak masalah asal masuk di kas negara, jangan dititip melalui Rektor dan jajarannya," kata Basir.
Baca Juga: Profil Dr Anas Yalitoba, Calon Sekdaprov Sulteng yang Terkenal Disiplin dan Loyal
Di kampus Untad, kata Basir, sejak 2011 pernah terpampang baliho besar yang berisikan peringatan agar dana-dana mahasiswa, harus stor langsung ke rekening Kas Negara di Bank BNI kala itu.
"Dalam UU Nomor 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 84 dan UU Nomor 20/2013 tentang Pendidikan Kedokteran Pasal 48 sudah jelas ada hibah sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), bukan penerimaan pribadi," katanya.
Baca Juga: Ferdy Sambo Percayakan Kak Seto Lindungi Anak-Anaknya Dari Perundungan
Seperti diberitakan sebelumnya Jumat (19/8), KPK menyebut modus suap penerimaan mahasiswa baru membuka pintu untuk manipulasi lainnya.
Dia menjelaskan, manipulasi terhadap tahap penerimaan menjadi pintu awal manipulasi-manipulasi lainnya, misalnya pada tahap pembelajaran hingga kelulusan.***