METRO Sulteng-Perjuangan pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) Sulawesi Timur (Sultim) sudah berjalan hampir 20 tahuh lebih, sempat ditolak pemerintah pusat karena luas wilayah pemekaran lebih besar dari Provinsi induk Sulteng. Apalagi saat itu Poso ngotot ingin jadi ibu kota Sultim.
Belakangan draf Sultim direvisi kembali tanpa memasukan Poso dari wilayah Sultim. Kini, draf sudah di meja Kemendagri dan DPR RI. Cepat atau lambat perjuangan DOB Sultim bakal terwujud, malah diperkirakan setelah Pemilu 2024, DPR RI diharap segera mensahkan RUU tentang Pembentukan Provinsi Sultim.
Sultim dianggap masyarakat sangat mendesak karena jarak antara ibu kota Sulteng di Palu dengan daerah di Sultim sangat jauh, bisa menempuh perjalanan darat hingga 20 jam untuk wilayah Banggai hingga Banggai Kepulauan, termasuk Morowali dan Morowali Utara.
Hal itu juga yang membuat pembangunan di kawasan Sultim sangat lambat. Jangan heran, meski Sulteng kaya sumber daya alam pertambangan, tapi jurang kemiskinan dan ketimpangan pembangunan masih menganga.
Baca Juga: Distribusi CSR Dinilai Tertutup? Begini Penjelasan Comdev PT. SEI
Menyikapi perjuangan DOB Sultim yang diharap terwujud usai Pemilu 2024, masyarat Sultim sangat merespon positif. Beberapa masyarakat mengungkapkan bahwa pihaknya sangat setuju dengan adanya DOB yang baru tersebut, apalagi jika Kabupaten Morowali yang menjadi ibu kotanya.
"Saya selaku warga Morowali sangat setuju dengan pembentukan Daerah Otonom baru Provinsi Sulawesi Timur," kata Wahid Hasan mengharapkan terbentuknya DOB Provinsi Sulawesi Tengah, Senin (30/1/2023).
Dia menyebut, Kabupaten Morowali sangat cocok menjadi ibu Kota DOB Provinsi Sulawesi Timur pemekaran dari Sulawesi Tengah, dikarenakan letak geografis Morowali sangat strategis.
Kata Wahid, Morowali berbatasan langsung dengan Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan. Selain itu jalur transportasi darat yang menghubungkan kedua Provinsi sangat lancar dan transportasi laut dan udara juga lancar.
Baca Juga: Series Chronograph SSC717P1 dari Seiko Menjadikan Semua Jenis Cahaya Menjadi Energi Menyalakan Jam
Wahid sendiri merupakan masyarakat yang tinggal di Desa Ipi, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali. Kesehariaannya bekerja dilingkup Pemerintahan Daerah Kabupaten Morowali sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD).
Selain Wahid, beberapa warga lain pun satu cerminan dengannya, seperti yang disampaikan oleh Irwan Arya warga Desa Kolono, Bungku Timur, Morowali. Dirinya bahkan ingin percepat agar pemekaran Provinsi Sulawesi Timur segera direalisasikan.