METRO SULTENG-Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, menggencarkan pembangunan ketangguhan warga menghadapi bencana, sebagai upaya mengurangi risiko bencana.
Hal tersebut dilakukan melalui program ketahanan risiko bencana sejak Oktober 2020 dan akan berakhir bulan September 2022.
Baca Juga: Upaya Kurangi Angka Stunting, YSI Dorong Transformasi Posyandu Keluarga Di Tiga Wilayah Sulteng
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesramas Setda Kabupaten Sigi, Andi Ilham mengungkapkan Pemda Sigi telah menggandeng Yayasan Pusat Advokasi Anak (Pusaka) Indonesia, Swiss Solidarity, Caritas Switzerland, Kemensos dan Imunitas. Dalam pelaksanaan program tersebut.
Penanggulangan itu, menurutnya menjadi prioritas pembangunan untuk mengurangi risiko bencana dengan melibatkan pihak lain.
Baca Juga: Tampak Haru, Anjing Kesayangan PNS Saksi Korupsi di Semarang Ikut Cari Potongan Tubuh Majikan
Karena, sambung Andi bahwa program tersebut sangat penting dilakukan melihat Kabupaten Sigi rentan terhadap bencana alam seperti banjir bandang, longsor dan gempa bumi serta likuefaksi.
Kerentanan itu, menuntut pemerintah dan semua pihak untuk bekerjasama melakukan pengurangan risiko bencana.
Baca Juga: Bertemu Warga Tawaeli, Hadianto Diminta Maju Gubernur Sulteng
" Melalui kerjasama ini multi pihak tersebut telah melaksanakan lokakarya pembangunan masyarakat untuk membentuk ketangguhan warga hadapi bencana," ujarnya dalam Workshop Budaya Ketangguhan, di Rama Garden Hotel Palu, Rabu, (21/9/2022).
Ia juga menyampaikan pengurangan dan penanggulangan dampak bencana bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi menjadi tanggung jawab bersama.
Dalam rentan waktu tersebut, KSB/forum pengurangan risiko bencana di 24 desa di Kecamatan Dolo Barat dan Dolo Selatan berhasil dibentuk.
Baca Juga: Video Viral Ketua RT Dorong Mobil Polisi Ternyata Bukan Polisi, Cek Faktanya!
" Diikutkan dengan pelatihan dasar pengurangan risiko bencana di 24 desa yang melibatkan 692 laki-laki dan 311 perempuan," katanya.