Meskipun upaya ini, skrining untuk kanker serviks telah banyak diabaikan karena kurangnya kesadaran dan stigma yang terkait dengan penyakit tersebut.
Keterkaitan kanker serviks dengan Human papillomavirus (HPV), membuat wanita merasa tidak nyaman mendiskusikan kesehatan seksualnya dengan dokter, yang berujung pada terlambatnya diagnosis tanda dan gejala.
Baca Juga: Mengenal Diabetes Ambang: Tanda, Gejala, dan Lainnya Yang Kadang Tidak Diketahui
Pengumpulan sampel, persyaratan penting untuk skrining, rumit dan tidak praktis bagi perempuan karena mereka harus pergi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan tes di bawah pengawasan seorang ahli.
Karena itu, Skrining menjadi lebih sederhana dan mudah digunakan
Saat ini beberapa metodologi skrining telah berkembang, mengutamakan kenyamanan wanita.
Metode pengambilan sampel sendiri telah menyederhanakan pengambilan sampel untuk wanita tanpa memerlukan pengawasan ahli. WHO baru-baru ini menyarankan bahwa tes DNA HPV adalah cara yang paling efisien untuk mendeteksi genotipe berisiko tinggi pada tahap tanpa gejala.***
(Dr. V Ravi, Ahli Virologi dan Kepala Riset dan Pengembangan Tata Medis dan Diagnostik)